A.
Takrif
Bimbingan dan Belajar
Telah kita ketahui bahwa bimbingan merupakan
terjemahan dari guidance yang
didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer & Stone (1966) mengemukakan
bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer
(menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan). Banyak para ahli yang
memberikan pengertian mengenai bimbingan ini, diantaranya:
-
Menurut Miller (I. Djumhur dan Moh.
Surya, 1975) mengartikan bimbingan sebagai proses bantuan terhadap individu
untuk mencapai pemahaman diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri
secara maksimum di sekolah, keluarga dan masyarakat.
-
Menurut Peraturan Pemerintah No. 29
Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa “Bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi,
mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.
-
Djumhur dan Moh. Surya, (1975)
berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus
menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self
understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan
untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan
dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam
mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa prinsipnya bimbingan
merupakan pertolongan atau bantuan. Bimbingan merupakan suatu pertolongan yang
menuntut. Hal ini mengandung pengertian bahwa dalam memberikan bimbingan bila
keadaan menuntut, kewajiban dari pembimbing untuk memberikan bimbingan secara
aktif, yaitu memberikan arah kepada yang dibimbingnya.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti, bahwa hasil atau gagalnya pencapai tujuan pendidikan
itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia
berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri, sehingga
tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan
B.
Bimbingan
Kegiatan Belajar Peserta Didik
Bimbingan
belajar adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada sisiwa untuk dapat
membentuk kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu dan
menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
A. Aspek-aspek
bimbingan belajar
Siswa disekolah dan madrasah baik
sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat memiliki masalah yang satu
dengan yang beda tingkat kompleksitasnya. Masalah siswa disekolah dan madrasah
ada yang disebabkan oleh kondisi dalam siswa dan ada yang disebabkan oleh
kondisi luar siswa. Beberapa aspek masalah belajar yang memerlukan bimbingan
belajar atau bimbingan akademik adalah
a. Kemampuan
belajar yang rendah
b. Motivasi
belajar yang rendah
c. Minat
belajar yang rendah
d. Tidak
berbakat pada mata pelajaran tertentu
e. Kesulitan
konsentrasi dalam belajar
f. Sikap
belajar yang tidak terarah
g. Sikap
mal adaptif dalam belajar seperti mengganggu teman ketika belajar
h. Prestasi
belajar yang rendah
i.
Penyaluran kelompok belajar dan kegiatan
belajar siswa lainnya
j.
Pemilihan dan penyaluran jurusan
k. Pemilihan
pendidikan lanjutan
l.
Gagal ujian, tidak naik kelas
m. Tidak
lulus ujian dsb.
Menurut Surya 1988 beberapa aspek
masalah individu (siswa) yang memerlukan layanan bimbingan belajar adalah: a.
pengenalan kurikulum b. pemilihan jurusan c. Cara belajar yang tepat d.
perencanaan pendidikan dsb.
B. Materi
pokok bimbingan belajar
Secara
lebih rinci materi pokok bimbingan belajar antara lain.
a. Pemantapan
sikap dan kebiasaan belajar secara efektif dan efisien
b. Pengembangan
kemampuan membaca dan menulis (meringkas) secara cepat
c. Pemantapan
penguasaan materi pelajaran sekolah berupa remedial atau pengayaan
d. Pemahaman
tentang pemanfaatan hasil teknologi bagi pengembangan ilmu pengetahuan
e. Pemanfaatan
kondisi fisik, sosial dan budaya bagi pengembangan pengetahuan
f. Pemahaman
tentang pemanfaatan perpustakaan
g. Orientasi
belajar diperguruan tinggi (jenjang pendidikan) lebih tinggi
C. Makna
bimbingan belajar
Bimbingan belajar adalah satu
bantuan dari pembimbing kepada individu (siswa) dalam hal menemukan cara
belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi
kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di institusi
pendidikan (winkel 1991). Berdasarkan pengertian diatas bimbingan belajar bisa
bermakna suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing (siswa) dalam
menghadapi dan memecahkan masalah belajar.
Surya (1988) menyatakan bahwa
bimbingan belajar merupakan jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan. Bimbingan belajar bisa
bermakna bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada siswa dalam menghadapi
dan memecahkan masalah pendidikan (dalam arti luas) dan masalah belajar (dalam
arti sempit).
D. Tujuan
bimbingan belajar
Secara umum tujuan bimbingan belajar
adalah membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal, sehingga tidak
menghambat perkembangan belajar siswa. Siswa yang perkembangannya terganggu
akan berpengaruh terhadap perkembanagn atau kemampuan belajarnya.
Secara khusus tujuan bimbingan
belajar adalah agar siswa mampu mengahadapi dan memecahkan masalah-masalah
belajar. Dalam konteks kemandirian, tujuan bimbingan belajar adalah agar siswa
mandiri dalam belajar.
E. Bentuk-bentuk
layanan bimbingan belajar
Bentuk bembingan belajar kepada para
sisiwa adalah menyesuaikan dengan masalah belajar yang terjadi dan dihadapi
oleh siswa. Dengan melihat spesifikasi yang dihadapi oleh siswa, guru
pembimbing dapat merumuskan program layanan bimbingan belajar kepada para
siswa.
Beberapa layanan bimbingan belajar
yang bisa diberikan kepada siswa disekolah dan madrasah adalah.
Pertama, orientasi kepada para siswa
(khususnya siswa baru) tentang tujuan institusional (sekolah dan madrasah) isi
kurikulum, cara-cara belajar yang tepat, penyesuaian diri dengan corak
pendidikan disekolah atau madrasah
Kedua, penyadaran kembali secara
berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran disekolah
dan madrasah maupun dirumah baik secara individual maupun kelompok.
Ketiga, bantuan dalam memilih
juruasan atau program studi yang sesuai, memilih kegiatan-kegiatan nonakademik
yang menunjang usaha belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Bantuan ini juga mencangkup penyebaran informasi
tentang program yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu .
Keempat, pengumpulan data siswa yang berkenaan
dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat cita-cita hidup, pada
program-progam studi atau jurusan tertentu, dsb.
Kelima, bantuan dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu menyusun dan menaati jadwal
belajar dirumah, kurang siap menghadapi ulangan atau ujian, kurang dapat
berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat diberbagai mata
pelajaran, menghadapi keadaan dirumah yang mempersulit cara belajar secara
rutin, dsb.
Keenam, bantuan dalam hal membentuk
kelompok-kelompok belajar supaya belajar secara efektif dan efisien.
C.
Bimbingan
Pengalaman Belajar Peserta Didik
Pengertian pengalaman belajar
menurut Tyler (1973:63) adalah sebagai berikut.
Learning experience is not the same
as the content with which a course deals nor the activities performed by the
teacher. The term learning experience refers to the interaction between the
learner and the external conditions in the environment to which he can react.
Learning takes place through the active behaviour of the student; it is what he
does that he learns, not what teacher does.(Pengalaman belajar tidak sama dengan konten materi pembelajaran atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru. Istilah pengalaman belajar mengacu kepada
interaksi antara pebelajar dengan kondisi eksternal di lingkungan yang ia
reaksi. Belajar melalui perilaku aktif siswa; yaitu apa yang ia lakukan saat ia
belajar, bukan apa yang dilakukan oleh guru)
Caswel dan Campbell (dalam Sukmadinata,
2007: 4) mengatakan bahwa “kurikulum... to be composed of all the experiences
children have under the guidance of teachers (kurikulum tersusun atas semua
pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa dibawah bimbingan guru)”. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa: 1) pengalaman belajar pengalaman
mengacu kepada interaksi pebelajar dengan kondisi eksternalnya, bukan konten
pelajaran, 2) pengalaman belajar mengacu kepada belajar melaui perilaku aktif
siswa, 3) belajar akan dimiliki oleh siswa setelah dia mengikuti kegiatan
belajar-mengajar tertentu, 4) pengalaman belajar itu merupakan hasil yang
diperoleh siswa, 5) adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh guru dalam
usahanya untuk membimbing siswa agar memiliki pengalaman belajar tertentu.
Dalam kaitan ini tentu guru pun ingin mengetahui seberapa jauh siswa telah
menguasai pengalaman belajar yang ditentukan dan seberapa besar efektivitas
bimbingan yang telah diberikan kepada siswa. Dalam konteks inilah evaluasi
pengalaman belajar menjadi sangat penting karena evaluasi pengalaman belajar
merupakan proses pengumpulan dan penginterpretasian informasi atau data yang
dilakukan secara kontinyu dan sistematis untuk menentukan tingkat pencapaian
hasil belajar siswa. Hamalik, O (2004:49) Mendefinisikan hasil belajar sebagai
tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar
sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Pengalaman (belajar) adalah sebagai
sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat pendidikan, yang merupakan satu
kesatuan disekitar tujuan murid, pengalaman pendidikan bersifat kontinu dan
interaktif membantu integrasi pribadi murid.
REFERENSI
Bimo,
Wakgito.2004.Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta:
CV Andi Offset
Syah,
Muhibbin, M.Ed. 2012. Psikologi Belajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
No comments:
Post a Comment