A.
FAKTOR
PENDORONG TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Sukses atau gagalnya pelaksanaan
tugas perkembangan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1) Pertumbuhan fisik remaja. Tugas
perkembangan remaja akan sukses bila pertumbuhan fisik remaja berjalan dengan sewajarnya.
2) Perkembangan psikis remaja.
Perkembangan psikisnya, seperti mental, sikap, perasaannya berkembang dengan
wajar.
3) Posisi remaja dalam keluarga.
Kelancaran tugas perkembangan juga banyak dipengaruhi oleh posisinya ditengah
keluarga; sebagai anak tunggal atau bukan, anak kandung atau anak angkat, anak
pertama atau anak terakhir.
4) Kesempatan remaja untuk mempelajari
tugas-tugas perkembangan. Banyak sedikitnya kesempatan yang dimiliki remaja
sangat berpengaruh pada pelaksanaan tugas perkembangan remaja.
5) Motivasi diri. Ada tidak adanya
motivasi, kuat atau lemahnya, atau faktor pendorong yang ada dalam diri seorang
remaja akan memperlancar atau menghambat pelaksanaan tugas-tugas perkembangan
remaja. Motivasi dapat bersumber dari dalam diri remaja, seperti semangat dan
obsesi, dan dari luar diri remaja, seperti penghargaan orangtua atau masyarakat
terhadap remaja.
6) Lancarnya pelaksanaan tugas-tugas
perkembangan pada masa sebelumnya. Kelancaran pelaksaan tugas-tugas
perkembangan remaja selama masa kanak-kanak atau masa puber akan berpengaruh
terhadap kelancaran pelaksaan tugas-tugas perkembangan pada masa berikutnya.
Faktor
eksternal lainnya yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan anak dan
remaja atau peserta didik adalah sekolah. Beberapa upaya yang seharusnya
diperhatikan pihak sekolah adalah:
1) Menciptakan iklim religious yang
dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran beragama, akhlak mulia, etika atau
karakter peserta didik.
2) Membangun suasana sosio-emosional
yang kondusif bagi perkembangan keterampilan sosial dan kematangan emosi
peserta didik.
3) Membangun iklim intelektual yang
memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan kemampuan mengambil keputusan
yang baik.
4) Mengoptimalkan program bimbingan dan
konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik.
B.
FASE
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN TUGAS-TUGASNYA
Tugas dan fase perkembangan adalah hal
yang pasti bahwa setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan amnusia
senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Kegiatan belajar dalam
hal ini tidak berarti merupakan kegiatan belajar yang ilmiah. Tugas belajar
yang muncul dalam setiap fase perkembangan merupakan keharusan universal dan
idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar keterampilan
melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada
manusia normal. Disamping itu, hal-hal alin yang juga menimbulkan tugas-tugas
perkembangan tersebut adalah:
1. Karena
adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu;
2. Karena
adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu
sendiri;
3. Karena
adanya tuntutan kultural masyarakat sekitar.
Dalam rangka memfungsikan tahp-tahap
perubahan yang menyertai perkembangannya, manusia harus belajar melakukan
kebiasaan-kebiasaan tertentu umpamanya kebiasaan belajar berjalan dan berbicara
pada rentang usia 1-5 tahun. Belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tertentu
pada saat atau masa perkembangan yang tepat dipandang berkaitan langsung dengan
tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan tersebut
seyogianya selalu diperhitungkan secara cermat oleh para orangtua dan guru
sebagai sesuatu yang harus terjadi secara ilmiah dan tepat pada waktunya.
Perhatian orangtua dan juga guru (khususnya untuk fase masa sekolah) amat
diperlukan, mengingat keberhasilan pelaksanaan tugas perkembangan pada suatu
fase akan sangat menunjanng keberhasilan tugas perkembangan pada fase-fase
berikutnya.
Adapun mengenai fase-fase perkembangan
dan tugas-tugas yang mengiringi fase-fase tersebut, seperti yang telah penyusun
utarakan di atas, adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Robert Havigurst
(1972) berikut ini.
1)
TUGAS
PERKEMBANGAN FASE BAYI DAN KANAK-KANAK
Secara kronologis, masa bayi berlangsung sejak
individu manusia dilahirkan dari rahim ibunya sampai berusia sekitar setahun.
Sedangkan masa kanak-kanak adalah masa perkembangan berikutnya, yakni dari usia
setahun hingga usia sekitar lima atau enam tahun. Perkembangan biologis pada
masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh
lingkungan keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga
pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun ke dalam
lingkungan yang lebih luas tertuama lingkungan sekolah.
Tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan-kegiatan
belajar sebagai berikut:
1. Belajar
memakan makanan keras, misalnya mulai dengan bubur susu, bubur beras, nasi, dan
seterusnya;
2. Belajar
berdiri dan berjalan, misalnya mulai dengan berpegang pada tembok atau sandaran
kursi;
3. Belajar
berbicara, misalnya mulai dengan menyebut kata ibu, ayah, dan nama-nama benda
sederhana yang ada di sekelilingnya;
4. Belajar
mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dari tubuhnya, misalnya mulai
dengan meludah, membuang ingus dan seterusnya;
5. Belajar
membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan bersopan santun
seksual;
6. Mencapai
kematangan untuk belajar membaca dalam arti mulai siap mengenal huruf, suku
kata dan kata-kata tertulis;
7. Belajarmengadakan
hubungan emosional selain dengan ibunya, dengan ayah, saudara kandung, dan
orang-orang di sekelilingnya; dan
8. Belajar
membedakan antara hal-hal yang baik
dengan yang buruk, juga antara hal-hal yang benar dan salah, serta
mengembangkan atau membentuk kata hati (hati nurani).
2)
TUGAS
PERKEMBANGAN FASE ANAK-ANAK
Masa anak-anak berlangsung antara usia 6-12 tahun
dengan ciri-ciri utama sebagai berikut:
1. Memiliki
dorongan untuk keluar rumah dan memasuki kelompok sebaya
2. Keadaan
fisik yang memungkinkan/ mendorong anak memasuki dunia permainan dan pekerjaan
yang membutuhkan keterampilan jasmani
3. Memiliki
dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol, dan komunikasi
yang luas.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa
perkembangan kedua ini meliputi kegiatan belajar dan mengembangkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Belajar
keterampilan fisik yang diperulukan untuk bermain, seperti lompat jauh, lompat
tinggi, mengejar, menghindari kejaran, dan seterusnya;
2. Membina
sikap yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu
yangs edang berkembang, seperti kesadaran terhadap harga diri dan kemampuan
diri;
3. Belajar
bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di
masyarakat;
4. Belajar
memainkan peran sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan sebagai seorang
wanita (jika ia seorang wanita)
5. Mengembangkan
dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung;
6. Mengembangkan
konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari-hari;
7. Mengembangkan
kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan
yang berlaku di masyarakat;
8. Mengembangkan
sikap objektif/ lugas baik positif maupun negatif terhadap kelompok dan lembaga
kemasyarakatan; dan
9. Belajar
mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri
yang independen (mandiri) dan bertanggung
jawab.
3)
TUGAS
PERKEMBANGAN FASE REMAJA
Masa remaja menurut sebagian ahli psikologi terdiri
atas sub-sub perkembangan sebagai berikut:
1. Subperkembangan
prepuber selama kurang lebih dua tahun sebelum masa puber;
2. Subperkembangan
puber selama dua setengah sampai tiga setengah tahun;
3. Subperkembangan
post-puber, yakni saat perkembangan biologis sudah lambat tapi masih terus
berlangsung pada bagian-bagian organ tertentu. Saat ini merupakan akhir masa
puber yang mulai menampakkan tanda-tanda kedewasaan.
Proses perkembangan pada masa remaja
lazimnya berlangsung selama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 12-21 tahun pada
wanita dan 13-22 tahun pada pria. Masa perkembangan remaja yang panjang ini
dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran dan persoalan, bukan saja bagi si
remaja sendiri melainkan juga bagi para orangtua, guru, dan masyarakat sekitar.
Bahkan, tak jarang para penegak hukum pun turut direpotkan oleh ulah dan tindak
tanduknya yang dipandang menyimpang.
Mengapa demikian? Secara singkat
jawabannya ialah karena individu remaja sedang berada di persimpangan jalan
antara dunia anak-anak dan dunia dewasa. Sehubungan dengan ini, hampir dapat
dipastikan bahwa segala sesuatu yang sedang mengalami atau dalam keadaan
transisi dari suatu keadaan ke keadaan lainnya selalu menimbulkan gejolak,
goncangan, dan benturan yang kadang-kadang berakibat sangat buruk bahkan fatal.
Adapun tugas-tugas perkembangan masa
remaja umumnya meliputi pencapaian dan persiapan segala hal yang berhubungan
dengan kehidupan masa dewasa, yakni:
1. Mencapai
pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis
kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku di masyarakat;
2. Mencapai
peranan sosial sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan peranan sosial
seorang wanita (jika ia seorang wanita) selaras dengan tuntutan sosial dan
kultural masyarakat;
3. Menerima
kesatuan organ-organ sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan kesatuan
organ-organ sebagai seorang wanita (jika ia seorang wanita) dan menggunakannya
secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing;
4. Keinginan
menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di
tengah-tengah masyarkatnya;
5. Mencapai
kemerdekaan/kebebasan emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya
dan mulai menjadi seorang “person” (menjadi dirinya sendiri);
6. Mempersiapkan
diri untuk mencapai karier (jabatan dan profesi) tertentu dalam bidang
kehidupan ekonomi;
7. Mempersiapkan
diri untuk memasuki dunia perkawinan (rumah tangga) dan kehidupan berkeluarga
yakni sebagai suami (ayah) dan istri (ibu); dan
8. Memeproleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan
mengembangkan ideologi utnuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.
4)
TUGAS
PERKEMBANGAN DEWASA
Masa dewasa awal ialah fase perkembangan saat
seorang remaja mulai memasuki masa dewasa, yakni usia 21-40 tahun. Sebelum
memasuki masa ini seorang remaja terlebih dahulu berada pada tahap ambang dwasa
atau masa remaja akhir yang lazimnya berlangsung 21 atau 22 tahun. Namun,
menurut pengamatan para ahli, pada masa post puber proses perkembangan organ-organ
jasmaniah tertentu, meskipun sudah sangat lamban, masih terus berlangsung
hingga kira-kira usia 24 tahun.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa
awal adalah meliputi sebagai berikut:
1. Mulai
bekerja mencari nafakh, khususnya apabila ia tidak melanjutkan karier akademik;
2. Memilih
teman atau pasangan hidup berumah tangga (memilih calon suami atau istri);
3. Mulai
memasuki kehidupan berumah tangga, yakni menjadi seorang suami istri;
4. Belajar
hidup bersama pasangan dalam suasana rumah tangga, yakni dengan istri/suaminya;
5. Mengelola
tempat tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya;
6. Membesarkan
anak-anak dengan menyediakan pangan, sandang, dan papan yang cukup dan
memberikan pendidikan (dalam arti luas) yang memadai;
7. Menerima
tanggung jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundang-undangan dan tuntutan
sosial yang berlaku di masyarakatnya; dan
8. Menemukan
kelompok sosial (perkumpulan kemasyarakatan) yang cocok dan menyenangkan.
5)
TUGAS
PERKEMBANGAN SETENGAH BAYA
Masa setengah baya (middle age) adalah masa yang
berlangsung antara 40 sampai 60 tahun. Konon, di kalangan tertentu, pria dan
wnaita yang sudah menginjak usia 40 tahun ke atas sering dijuluki sebagai orang
yang sedang mengalami masa pubertas kedua. Julukan ini timbul karena mereka
senang lagi bersolek, suka bersikap dan berbuat emosional/mudah marah, dan
bahkan jatuh cinta lagi.
Di kalangan kaum wanita biasanya tampak gejala
depresi (murung), cepat tersinggung, cemas dan khawatir kehilangan kasih sayang
anak-anak yang sudah mulai menanjak dewasa. Selain itu, wanita setengah baya
juga acapakali merasa cemas akan kehilangan suami karena menopause (berhenti
menstruasi) yang pada umumnya diiringi dengan timbulnya tanda-tanda atau
garis-garis ketuaan di bagian tertentu pada tubuhnya.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase setengah
tua tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mencapai
tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa;
2. Membantu
anak-anak yang berusia belasan tahun (khususnya anak kandungnya sendiri) agar
berkembang menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab;
3. Mengembangkan
aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaliknya bersama orang-orang dewasa
lainnya;
4. Menghubungkan
diri sedemikian rupa dengan pasangannya (dengan suami atau istri) sebagai
seorang pribadi yang utuh;
5. Menerima
dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi
pada masa setengah baya;
6. Mencapai
dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier;dan
7. Menyesuaikan
diri dengan perikehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan bertindak)
orang-orang yang berusia lanjut.
6)
TUGAS
PERKEMBANGAN FASE USIA TUA
Masa tua (old age) adalah fase terakhir kehidupan
manusia. Masa ini berlangsung antara usia 60 tahun sampai berhembusnya nafas
terakhir (akhir hayat). Mereka yang sudah menginjak umur 60 tahun ke atas yang
dalam istilah psikologi disebut “senescence” (masa tua) biasanya ditandai oleh
perubahan-perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot.
Di antara perubahan-perubahan tersebut adalah
menurunnya kekuatan otot-otot tangan dan otot-otot yang menyangkut seluruh
tubuh. Oleh karena itu, pada umumnya orangtua lebih cepat merasa lelah, dan
untuk mengembalikan kesegaran tubuhnya dari kelelahan itu, ia memerlukan waktu
yang lebih lama daripada ketika ia masih berusia muda.
Tugas-tugas perkembangan pada masa tua sesuai dengan
berkurangnya kekuatan dan kesehatan jasmaniahnya itu adalah sebagai berikut:
1. Menyesuaikan
diri dengan menurunya kekuatan dan kesehatan jasmaniahnya;
2. Menyesuaikan
diri dengan keadaan pensiun dan berkurangnya income (penghasilan);
3. Menyesuaikan
diri dengan kematian pasangannya (istri atau suaminya);
4. Membina
hubungan yang tegas (afiliasi eksplisit) dengan para anggota kelompok
seusianya;
5. Membina
pengaturan jasmani sedemikian rupa agar memuaskan dan sesuai dengan
kebutuhannya; dan
6. Menyesuaikan
diri (adaptadi) terhadap peranan-peranan sosial dengan cara yang luwes.
Referensi
:
Syah,
Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan.
Cetakan ke-15. Bandung: Rosda
Yusuf, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
No comments:
Post a Comment