Tuesday, April 15, 2014

FASE DAN TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

A.    FAKTOR PENDORONG TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Sukses atau gagalnya pelaksanaan tugas perkembangan remaja dipengaruhi oleh  beberapa faktor yaitu:
1)      Pertumbuhan fisik remaja. Tugas perkembangan remaja akan sukses bila pertumbuhan  fisik remaja berjalan dengan sewajarnya.
2)      Perkembangan psikis remaja. Perkembangan psikisnya, seperti mental, sikap, perasaannya berkembang dengan wajar.
3)      Posisi remaja dalam keluarga. Kelancaran tugas perkembangan juga banyak dipengaruhi oleh posisinya ditengah keluarga; sebagai anak tunggal atau bukan, anak kandung atau anak angkat, anak pertama atau anak terakhir.
4)      Kesempatan remaja untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan. Banyak sedikitnya kesempatan yang dimiliki remaja sangat berpengaruh pada pelaksanaan tugas perkembangan remaja.
5)      Motivasi diri. Ada tidak adanya motivasi, kuat atau lemahnya, atau faktor pendorong yang ada dalam diri seorang remaja akan memperlancar atau menghambat pelaksanaan tugas-tugas perkembangan remaja. Motivasi dapat bersumber dari dalam diri remaja, seperti semangat dan obsesi, dan dari luar diri remaja, seperti penghargaan orangtua atau masyarakat terhadap remaja.
6)      Lancarnya pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada masa sebelumnya. Kelancaran pelaksaan tugas-tugas perkembangan remaja selama masa kanak-kanak atau masa puber akan berpengaruh terhadap kelancaran pelaksaan tugas-tugas perkembangan pada masa berikutnya.
Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan anak dan remaja atau peserta didik adalah sekolah. Beberapa upaya yang seharusnya diperhatikan pihak sekolah adalah:
1)      Menciptakan iklim religious yang dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran beragama, akhlak mulia, etika atau karakter peserta didik.
2)      Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan keterampilan sosial dan kematangan emosi peserta didik.
3)      Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan kemampuan mengambil keputusan yang baik.
4)      Mengoptimalkan program bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik.


B.     FASE PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN TUGAS-TUGASNYA
Tugas dan fase perkembangan adalah hal yang pasti bahwa setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan amnusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Kegiatan belajar dalam hal ini tidak berarti merupakan kegiatan belajar yang ilmiah. Tugas belajar yang muncul dalam setiap fase perkembangan merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar keterampilan melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal. Disamping itu, hal-hal alin yang juga menimbulkan tugas-tugas perkembangan tersebut adalah:
1.      Karena adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu;
2.      Karena adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri;
3.      Karena adanya tuntutan kultural masyarakat sekitar.
Dalam rangka memfungsikan tahp-tahap perubahan yang menyertai perkembangannya, manusia harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tertentu umpamanya kebiasaan belajar berjalan dan berbicara pada rentang usia 1-5 tahun. Belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tertentu pada saat atau masa perkembangan yang tepat dipandang berkaitan langsung dengan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan tersebut seyogianya selalu diperhitungkan secara cermat oleh para orangtua dan guru sebagai sesuatu yang harus terjadi secara ilmiah dan tepat pada waktunya. Perhatian orangtua dan juga guru (khususnya untuk fase masa sekolah) amat diperlukan, mengingat keberhasilan pelaksanaan tugas perkembangan pada suatu fase akan sangat menunjanng keberhasilan tugas perkembangan pada fase-fase berikutnya.
Adapun mengenai fase-fase perkembangan dan tugas-tugas yang mengiringi fase-fase tersebut, seperti yang telah penyusun utarakan di atas, adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Robert Havigurst (1972) berikut ini.
1)      TUGAS PERKEMBANGAN FASE BAYI DAN KANAK-KANAK
Secara kronologis, masa bayi berlangsung sejak individu manusia dilahirkan dari rahim ibunya sampai berusia sekitar setahun. Sedangkan masa kanak-kanak adalah masa perkembangan berikutnya, yakni dari usia setahun hingga usia sekitar lima atau enam tahun. Perkembangan biologis pada masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas tertuama lingkungan sekolah.
Tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan-kegiatan belajar sebagai berikut:
1.      Belajar memakan makanan keras, misalnya mulai dengan bubur susu, bubur beras, nasi, dan seterusnya;
2.      Belajar berdiri dan berjalan, misalnya mulai dengan berpegang pada tembok atau sandaran kursi;
3.      Belajar berbicara, misalnya mulai dengan menyebut kata ibu, ayah, dan nama-nama benda sederhana yang ada di sekelilingnya;
4.      Belajar mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dari tubuhnya, misalnya mulai dengan meludah, membuang ingus dan seterusnya;
5.      Belajar membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan bersopan santun seksual;
6.      Mencapai kematangan untuk belajar membaca dalam arti mulai siap mengenal huruf, suku kata dan kata-kata tertulis;
7.      Belajarmengadakan hubungan emosional selain dengan ibunya, dengan ayah, saudara kandung, dan orang-orang di sekelilingnya; dan
8.      Belajar membedakan antara hal-hal yang  baik dengan yang buruk, juga antara hal-hal yang benar dan salah, serta mengembangkan atau membentuk kata hati (hati nurani).
2)      TUGAS PERKEMBANGAN FASE ANAK-ANAK
Masa anak-anak berlangsung antara usia 6-12 tahun dengan ciri-ciri utama sebagai berikut:
1.      Memiliki dorongan untuk keluar rumah dan memasuki kelompok sebaya
2.      Keadaan fisik yang memungkinkan/ mendorong anak memasuki dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani
3.      Memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol, dan komunikasi yang luas.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa perkembangan kedua ini meliputi kegiatan belajar dan mengembangkan hal-hal sebagai berikut:
1.      Belajar keterampilan fisik yang diperulukan untuk bermain, seperti lompat jauh, lompat tinggi, mengejar, menghindari kejaran, dan seterusnya;
2.      Membina sikap yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yangs edang berkembang, seperti kesadaran terhadap harga diri dan kemampuan diri;
3.      Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di masyarakat;
4.      Belajar memainkan peran sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan sebagai seorang wanita (jika ia seorang wanita)
5.      Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung;
6.      Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari-hari;
7.      Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan yang berlaku di masyarakat;
8.      Mengembangkan sikap objektif/ lugas baik positif maupun negatif terhadap kelompok dan lembaga kemasyarakatan; dan
9.      Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang independen (mandiri) dan  bertanggung jawab.
3)      TUGAS PERKEMBANGAN FASE REMAJA
Masa remaja menurut sebagian ahli psikologi terdiri atas sub-sub perkembangan sebagai berikut:
1.      Subperkembangan prepuber selama kurang lebih dua tahun sebelum masa puber;
2.      Subperkembangan puber selama dua setengah sampai tiga setengah tahun;
3.      Subperkembangan post-puber, yakni saat perkembangan biologis sudah lambat tapi masih terus berlangsung pada bagian-bagian organ tertentu. Saat ini merupakan akhir masa puber yang mulai menampakkan tanda-tanda kedewasaan.
Proses perkembangan pada masa remaja lazimnya berlangsung selama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 12-21 tahun pada wanita dan 13-22 tahun pada pria. Masa perkembangan remaja yang panjang ini dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran dan persoalan, bukan saja bagi si remaja sendiri melainkan juga bagi para orangtua, guru, dan masyarakat sekitar. Bahkan, tak jarang para penegak hukum pun turut direpotkan oleh ulah dan tindak tanduknya yang dipandang menyimpang.
Mengapa demikian? Secara singkat jawabannya ialah karena individu remaja sedang berada di persimpangan jalan antara dunia anak-anak dan dunia dewasa. Sehubungan dengan ini, hampir dapat dipastikan bahwa segala sesuatu yang sedang mengalami atau dalam keadaan transisi dari suatu keadaan ke keadaan lainnya selalu menimbulkan gejolak, goncangan, dan benturan yang kadang-kadang berakibat sangat buruk bahkan fatal.
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja umumnya meliputi pencapaian dan persiapan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan masa dewasa, yakni:
1.      Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku di masyarakat;
2.      Mencapai peranan sosial sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan peranan sosial seorang wanita (jika ia seorang wanita) selaras dengan tuntutan sosial dan kultural masyarakat;
3.      Menerima kesatuan organ-organ sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan kesatuan organ-organ sebagai seorang wanita (jika ia seorang wanita) dan menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing;
4.      Keinginan menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di tengah-tengah masyarkatnya;
5.      Mencapai kemerdekaan/kebebasan emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya dan mulai menjadi seorang “person” (menjadi dirinya sendiri);
6.      Mempersiapkan diri untuk mencapai karier (jabatan dan profesi) tertentu dalam bidang kehidupan ekonomi;
7.      Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan (rumah tangga) dan kehidupan berkeluarga yakni sebagai suami (ayah) dan istri (ibu); dan
8.      Memeproleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan mengembangkan ideologi utnuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.
4)      TUGAS PERKEMBANGAN DEWASA
Masa dewasa awal ialah fase perkembangan saat seorang remaja mulai memasuki masa dewasa, yakni usia 21-40 tahun. Sebelum memasuki masa ini seorang remaja terlebih dahulu berada pada tahap ambang dwasa atau masa remaja akhir yang lazimnya berlangsung 21 atau 22 tahun. Namun, menurut pengamatan para ahli, pada masa post puber proses perkembangan organ-organ jasmaniah tertentu, meskipun sudah sangat lamban, masih terus berlangsung hingga kira-kira usia 24 tahun.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah meliputi sebagai berikut:
1.      Mulai bekerja mencari nafakh, khususnya apabila ia tidak melanjutkan karier akademik;
2.      Memilih teman atau pasangan hidup berumah tangga (memilih calon suami atau istri);
3.      Mulai memasuki kehidupan berumah tangga, yakni menjadi seorang suami istri;
4.      Belajar hidup bersama pasangan dalam suasana rumah tangga, yakni dengan istri/suaminya;
5.      Mengelola tempat tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya;
6.      Membesarkan anak-anak dengan menyediakan pangan, sandang, dan papan yang cukup dan memberikan pendidikan (dalam arti luas) yang memadai;
7.      Menerima tanggung jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundang-undangan dan tuntutan sosial yang berlaku di masyarakatnya; dan
8.      Menemukan kelompok sosial (perkumpulan kemasyarakatan) yang cocok dan menyenangkan.
5)      TUGAS PERKEMBANGAN SETENGAH BAYA
Masa setengah baya (middle age) adalah masa yang berlangsung antara 40 sampai 60 tahun. Konon, di kalangan tertentu, pria dan wnaita yang sudah menginjak usia 40 tahun ke atas sering dijuluki sebagai orang yang sedang mengalami masa pubertas kedua. Julukan ini timbul karena mereka senang lagi bersolek, suka bersikap dan berbuat emosional/mudah marah, dan bahkan jatuh cinta lagi.
Di kalangan kaum wanita biasanya tampak gejala depresi (murung), cepat tersinggung, cemas dan khawatir kehilangan kasih sayang anak-anak yang sudah mulai menanjak dewasa. Selain itu, wanita setengah baya juga acapakali merasa cemas akan kehilangan suami karena menopause (berhenti menstruasi) yang pada umumnya diiringi dengan timbulnya tanda-tanda atau garis-garis ketuaan di bagian tertentu pada tubuhnya.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase setengah tua tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa;
2.      Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun (khususnya anak kandungnya sendiri) agar berkembang menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab;
3.      Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaliknya bersama orang-orang dewasa lainnya;
4.      Menghubungkan diri sedemikian rupa dengan pasangannya (dengan suami atau istri) sebagai seorang pribadi yang utuh;
5.      Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya;
6.      Mencapai dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier;dan
7.      Menyesuaikan diri dengan perikehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan bertindak) orang-orang yang berusia lanjut.
6)      TUGAS PERKEMBANGAN FASE USIA TUA
Masa tua (old age) adalah fase terakhir kehidupan manusia. Masa ini berlangsung antara usia 60 tahun sampai berhembusnya nafas terakhir (akhir hayat). Mereka yang sudah menginjak umur 60 tahun ke atas yang dalam istilah psikologi disebut “senescence” (masa tua) biasanya ditandai oleh perubahan-perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot.
Di antara perubahan-perubahan tersebut adalah menurunnya kekuatan otot-otot tangan dan otot-otot yang menyangkut seluruh tubuh. Oleh karena itu, pada umumnya orangtua lebih cepat merasa lelah, dan untuk mengembalikan kesegaran tubuhnya dari kelelahan itu, ia memerlukan waktu yang lebih lama daripada ketika ia masih berusia muda.
Tugas-tugas perkembangan pada masa tua sesuai dengan berkurangnya kekuatan dan kesehatan jasmaniahnya itu adalah sebagai berikut:
1.      Menyesuaikan diri dengan menurunya kekuatan dan kesehatan jasmaniahnya;
2.      Menyesuaikan diri dengan keadaan pensiun dan berkurangnya income (penghasilan);
3.      Menyesuaikan diri dengan kematian pasangannya (istri atau suaminya);
4.      Membina hubungan yang tegas (afiliasi eksplisit) dengan para anggota kelompok seusianya;
5.      Membina pengaturan jasmani sedemikian rupa agar memuaskan dan sesuai dengan kebutuhannya; dan
6.      Menyesuaikan diri (adaptadi) terhadap peranan-peranan sosial dengan cara yang luwes.

Referensi :
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Cetakan ke-15. Bandung: Rosda
Yusuf, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

No comments:

Post a Comment