BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan mulia
tersebut, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan
yang sangat besar untuk keberhasilan suatu pendidikan. Mulai dari peran guru, lingkungan belajar
sampai pada ketersediaan fasilitas belajar mengajar. Salah satu fasilitas dalam proses belajar
mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah Laboratorium. Diharapkan
laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang memiliki kesamaan
operasional dan peralatan dengan yang akan digunakan didalam tempat kerjanya
kelak.
Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan bahwa Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan
prasana penting untuk penunjang proses
pembelajaran di sekolah. Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, siswa
tidak hanya dituntut untuk membuktikan tetapi dituntut pula untuk dapat
menemukan suatu konsep.
Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan bagi siswa. Untuk meningkatkan
efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap
apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak
ditunjang oleh manajemen yang baik. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan
fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar
mengajar.
Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah
laboratorium di SMAN 1 Tanjung Sari sudah sesuai dengan kriteria laboratorium
ideal, maka dilakukan observasi ini.
B.
RUMUSAN
MASALAH
A. Bagaimana
tata letak dan perlengkapan laboratorium di SMAN 1 Tanjung Sari sudah sesuai
dengan kriteria laboratorium ideal?
B. Bagaimana
pengelolaan laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari?
C.
TUJUAN
MASALAH
1. Mengetahui
tata letak dan perlengkapan laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari
2. Mengetahui
pengelolaan laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari
BAB II
KAJIAN TEORI
Laboratorium
merupakan tempat belajar yang sangat sibuk kegiatannya dan menyita waktu siswa,
mempunyai beban mental, emosi, dan fisik dari guru. Praktikum juga merupakan
suatu keharusan jika jiwa sains akan ditanamkan pada generasi muda, dan akan
mengembangkan kemampuan pembelajaran mandiri.
Di
sekolah laboratorium dalam konteks pendidikan mempunyai fungsi sebagai tempat
proses pembelajaran dengan metode yang dapat memberikan pengalaman belajar pada
siswa untuk berinteraksi dengan alat dan bahan serta mengobservasi berbagai
gejala secara langsung. Kegiatan praktikum akan memberikan peran yang sangat
besar terutama dalam membangnun pemahaman konsep, memverifikasi kebenaran
konsep, menumbuhkan keterampilan proses serta afektif siswa, menumbuhkan “rasa
suka” dan motivasi terhadap pelajaran yang dipelajari, dan melatih kemampuan
psikomotor.
Ruang
laboratorium khusus digunakan untuk kegiatan yang berhubungan dengan
pembelajaran yang memerlukan pembuktian secara langsung konsep-konsep dalam
pembelajaran kimia. Hal yang perlu diperhatikan:
i.
Melakukan kegiatan pembelajaran kimia
secara praktek dan memerlukan peralatan khusus.
ii.
Menampung minimum satu rombongan
belajar.
iii.
Minimum rasio ruang laboratorium kimia
2,4 m2 perpeserta didik, untuk rombongan belajar dengan peserta
didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang 48 m2 termasuk luas
ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2 dengan lebar minimum 5 m.
iv.
Memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengamati objek percobaan.
v.
Mempunyai kelengkapan sarana yang
memadai.
Persayaratan umum lokasi laboratorium
dengan bangunan sekolah yang ada sebagai berikut:
1. Arah
mata angin harus diatur untuk menghindari pencemaran udara. Gas sisa reaksi
kimia yang kurang sedap agar tidak terbawa angin ke ruangan. Oleh karena itu,
untuk bangunan bertingkat lebih baik laboratorium terletak di tingkat atas,
terutama laboratorium kimia.
2. Jarak
cukup jauh dari sumber air, untuk menghindari pencemaran sumber air, bangunan
lain, mendapatkan ventilasi dan penerangan yang optimal. Jarak minimal sama
dengan tinggi bangunan terdekat atau kira-kira 3 meter.
3. Saluran
pembuangan limbang dibuat sendiri untuk menghindari pencemaran lingkungan.
4. Di
daerah tropis lebih baik membujur dari timur ke barat sesuai dengan lintasan
peredaran matahari.
5. Mudah
dikontrol di daerah komplek.
Di
dalam laboratorium terdapat pula ruangan-ruangan yang memerlukan ruang
penunjang kegiatan IPA. Ruangan-ruangan itu terdiri dari:
1. Ruang
praktikum/ belajar-mengajar
Luas ruang belajar
disesuaikan dengan ratio 2 m2-2,4 m2 persiswa. Misalnya untuk 40 siswa luas
ruangan belajar 80 m2-100 m2.
2. Ruang
persiapan
Luas ruangan ini
sekurangnya 20 m2, digunakan oleh guru atau laboratorium untuk mempersiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan sebelum kegiatan dimulai. Dengan demikian,
tidak menggangu kegiatan yang dilakukan di ruang lain.
3. Ruang
penyimpanan (gudang)
Luas gudang sekitar 20
m2 digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan-bahan yang mempunyai pintu
terkunci.
Alat dan bahan yang sering digunakan
disimpan dalam ruang persiapan atau ruang laboratorium agar mudah mencari dan
mengambilnya. Penyimpanan harus secara terpisah, sebab kalau tidak alat akan
mudah berkarat dan rusak. Disamping itu, penyimpanan bahan-bahan yang berbahaya
juga terpisah dari bahan-bahan yang lain.
Laboratorium merupakan tempat
dilakukannya percobaan dan penelitian yang dpat dilakukan di ruangan tertutup,
kamar, atau ruangan terbuka. Misalnya kebin, sebagai tempat untuk melaksanakan
pendidikan kimia. Perlengkapan yang diperlukan yaitu:
1. Perabot
seperti meja, kursi siswa maupun guru, lemari buku, alat-alat, bahan, dan rak.
2. Alat
peraga pendidikan yang terbagi atas:
a. Instrumen,
seperti power supply.
b. Alat
dari kaca seperti gelas ukur, erlenmeyer, dan gelas kimia.
c. Carta
atau gambar dinding seperti sifat periodik, sistem periodik, bentuk molekul,
dan destilasi minyak bumi.
d. Model
atom
e. Bahan
kimia berwujud padat, cair, dan gas
f. Film,
termasuk slide, strip, dan film biasa.
3. Perkakas
yaitu alat-alat yang diperlukan secara tidak langsung untuk pembelajaran
seperti: obeng, tang, pisau, catut gergaji, kikir, gunting, pemotong kaca,
pelubang gabus, dan lain sebagainya.
4. Kotak
P3K beserta isinya.
5. Alat
pemadam kebakaran.
6. Alat-alat
untuk mebersihkan seperti sapu, lap, tempat sampah, dan lain sebagainya.
7. Kumpulan
buku: katalog, buku kimia yang relevan, panduan kerja untuk siswa, panduan
laboratorium, buku pengayaan, dan lain-lain.
Tujuan
dari pengadministrasian alat dan bahan agar dengan mudah dapat diketahui:
1. Jenis
dan alat atau bahan yang ada
2. Jumlah
masing-masing alat dan bahan
3. Jumlah
yang pecah, hilang atau habis
Keperluan
administrasi ini diperlukan beberapa buku catatan, diantaranya:
1. Buku
inventaris
2. Kartu
stok
3. Kartu
permintaan/peminjaan alat/bahan
4. Buku
catatan harian
5. Kartu
alat/bahan yang rusak
6. Kartu
reparasi
7. Label
8. Program
semester kegiatan laboratorium
9. Daftar
alat dan bahan sesuai dengan LKS
10. Jadwal
kegiatan laboratorium
11. Laporan
bulanan
Penataan
alat sangat bergantung kepada fasiltas dan kepentingan pemakaiannya. Fasilitas
yang dimaksud adalah adanya ruang penyimpanan khusus (gudang), ruang persiapan,
dan tempat-tempat penyimpanan seperti lemari, rak, dan lemari kabinet. Hal yang
perlu diperhatikan dalam menata alat dan bahan yaitu:
1. Menyimpan
alat harus dalam keadaan bersih
2. Mendata,
memeriksa alat dan bahan sesuai dengan jenis, jumlah, sifat fisik, harga, dan
lain sebagainya
3. Mengelompokkan
alat dan bahan sesuai dengan kelompok mata pelajaran (Fisika, Kimia, dab
Biologi), sesuai dengan katalog yang ditujuk
Prinsip-prinsip
umum dalam penyimpanan dan penataan alat sebagai berikut:
1. Keamanan
dan kemudahan dalam mengambil dan mencarinya
2. Jangan
menyimpan alat-alat yang berat di tempat terlalu tinggi
3. Alat-alat
dikelompokkan sesuai dengan bahan (kaca, logam, dan porselen)
4. Alat-alat
yang mahal disimpan di tempat aman dan terkunci
5. Alat-alat
berupa set/perangkat harus disimpan dalam kotak perangkatnya
Alat-alat
yang menggunakan baterai kering harus sering diperiksa sebaiknya segera
dikeluarkan jika alat tersebut akan disimpan.
Alat-alat
laboratorium IPA/Kimia umumnya terbuat dari tiga jenis bahan yaitu: kaca
(gelas), logam, dan polimer (plastik). Pada penyimpanannya perlu diperhatikan
alat-alat dari gelas mudah pecah karena benturan, sedangkan alat dari logam
mudah terkena korosi (berkarat) jika berdekatan dengan kimia. Disamping itu,
berat ringannya alat-alat ikut menentukan pula pada tempat penyimpanannya.
Berdasarkan hal tersbeut dapat dikelompokkan berdasarkan jenis dan bahan.
a. Jenis
alat
Kelompok alat yang
termasuk labu yaitu: erlenmeyer, labu dasar datar, labu dasar bulat, dan labu
destilasi
b. Jenis
bahan
Diantaranya logam,
kaca, plastik, kayu, dan porselen
c. Kelompok
percobaan
Berdasarkan mata
pelajaran terdiri dari:
Biologi: anatomi,
fisiologi, dan ekologi
Fisika: optik, listrik,
magnet, kalor, cahaya, dan gelombang
Kimia: sukar
dikelompokkan berdasarkan topik-topik percobaan karena umunya menggunakan
alat-alat yang sama
d. Penggunaan
Penyimpanan tergantung pada sering
tidaknya alat-alat itu digunakan. Setelah disimpan dalam lemari atau rak-rak,
lengkapi lemari dan rak tersebut dengan kartu label yang berisi catatan
mengenai nama, jumlah dan nomor katalog alat yang ada di dalamnya.
Masing-masing lemari atau rak diberi nomor atau tanda dengan angka Romawi atau
Arabi berdasarkan urutan alfabet.
Pada
umumnya zat kimia yang ada di laboratorium sekolah berpotensi membahayakan.
Beberapa hal yang harus diketahui adalah: wujud, warna, bentuk kristal, bau,
kelarutan, dan titik nyala. Ada yang bersifat racun, higroskopis, sensitif
terhadap cahaya, merusak kulit, kayu, ubin, kertas, mudah terurai, teroksidasi
dengan udara, mudah menguap/menyublim, mudah meledak atau mudah terbakar, dan
mudah bereaksi dengan zat tertentu.
Beberapa
zat yang stabil dalam keadaan terpisah dapat membentuk campuran yang mudah
meledak dengan zat lain, seperti natrium klorida, gula, glukosa. Zat-zat yang
ada di bawah pengawasan instansi perdagangan dapat dimakan tetapi di
laboratorium sekolah, zat-zat ini jangan sekali-kali dimakan karena mungkin
telah tercemar oleh zat beracun dan dalam botol aslinya.
a. Tipe
zat kimia
Beberapa
tipe sesuai sifat dan peruntukannya, yaitu:
1. Tipe
A
Zat-zat kimia yang
dapat digunakan siswa SMA/MA dan SMP/MTs di bawah pengawasan guru IPA yang
telah berpengalaman. Hal ini tidak berarti bahwa zat ini tidak berbahaya,
tetapi bahayanya dalam penggunaan dapat ditekan seminimal mungkin. Jika
digunakan di sekolah harus dengan cara yang benar dan bertanggung jawab.
2. Tipe
B
Kategori ini meliputi
zat kimia yang lebih berbahaya atau lebih khusus penggunaannya dibanding dengan
zat kimia tipe A, dapat digunakan oleh guru IPA yang telah biasa menggunakannya
dan oleh siswa SMA/MA yang melakukan eksperimen. Sebanyak 20 (17%)
diklasifikasikan dalam tipe B (ada 8 macam di SMP/Mts) yang meliputi asam dan
basa kuat, zat-zat pengoksidasi kuat, serta zat-zat kimia yang tidak beracun.
3. Tipe
C
Zat-zat kimia dalam
kategori ini lebih berbahaya, harus lebih dibatasi penggunaannya, dan di bawah
pengawan guru. Siswa diperbolehkan menangani zat kimia ini setelah mendapat
petunjuk yang benar tentang penggunaannya dan telah memperoleh informasi
lengkap tentang bahayanya.
4. Tipe
D
Dua zat kimia tegolong tipe D
seharusnya tidak digunakan di sekolah dan dianjurkan untuk menghindarinya.
Distribusi pada tingkat SMA/MA sebaiknya dihentikan. Kedua zat ini di SMA/MA
adalah benzena dan arsen (III) oksida
Bila
bahan kimia berbahaya tidak dapat diganti dengan yang kurang berbahaya jumlah
bahan kimia tersebut harus dikurangi sampai pada kebutuhan satu hari, dan
sisanya harus disimpan di tempat penyimpanan bahan kimia.
Berikut
peraturan umum untuk penyimpanan bahan kimia yang aman:
1. Bahan
yang tidak kompatibel tidak boleh disimpan bersama-sama (sebagai
contoh
penyimpanan asam di dekat senyawa sianida dapat menyebabkan pembentukan gas
hidrogen sianid yang mematikan)
2. Penyimpanan
yang tidak kompatibel harus dihindarkan
3. Di
rak tempat penyimpanan tidak boleh bocor, berkarat atau rusak, dan harus
disusun dengan sebaik-baiknya.
4. Ventilasi
yang cukup untuk menjaga bila ada kebocoran uap yang membahayakan, dapat
diencerkan dan dihilangkan. Bahan kimia yang beresiko kebakaran dan ledakan
harus disimpan di tempat yang dingin, berventilasi dan jauh dari sumber api,
serta dipasang sistem pencegahan kebakaran yang otomatis seperti sistem
pengguyuran.
BAB III
METODOLOGI
Metode
adalah salah satu cara yang digunakan ketika mencapai suatu tujuan dengan
menggunkan tehnik tertentu untuk memperoleh suatu keberhasilan dalam penelitian
maka harus dilaksanakan dengan menggunkan metodologi yang tepat, istimewa dan
tujuan mengadakan penelitian berdasarkan fakta – fakta yang ada untuk menguji
kebenaran sesuatu secara ilmiah.
Dengan
demikian memecahkan metodologi sangat diperlukan dalam rangka mengumpulkan data
untuk memecahkan suatu masalah sehingga dapat menyusun laporan ilmiah yang
dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu dalam penelitian ini penulis menetapkan
langkah – langkah sebagai berikut :
A. Setting
Observasi
1. Waktu
Observasi
Penelitian observasi di
laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari telah dilaksanakan pada pukul 11.00-13.00 WIB
pada tanggal 25 April 2014.
2. Tempat
Observasi
Observasi Pengelolaan
laboratorium ini dilaksanakan di Laboratorium IPA SMAN 1 Tanjung Sari yang
beralamat di : Jalan Raya Tanjung Sari No. 404 Tanjungsari Sumedang
B. Subyek
Observasi
Subyek observasi ini adalah pengelola Laboratorium
IPA SMAN 1 Tanjung Sari. Hal- hal yang akan menjadi titik perhatian adalah
kelengkapan alat dan bahan laboratorium,
kelengkapan administrasi laboratorium, tata kelola laboratorim, kepengurusan
laboratorium, kegiatan pengelolaan
perawatan dan perbaikan, dan pelaksanaan seluruh kegiatan laboratorium.
C. Sumber
Data
Berkaitan dengan subyek observasinya adalah
Laboratorium IPA SMAN 1 Tanjung Sari, sumber datanya ialah kodisi laboratorium,
kelengkapan alat dan bahan laboratorium, serta
kegiatan Laboratorium IPA SMAN 1 Tanjung Sari.
D. Teknik
dan Alat Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dalam
penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat. Observasi dalam penelitian
ini adalah observasi langsung yaitu penelitian dan pengamat melihat dan
mengamati secara langsung, kemudian mencatat
keadaan dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
Observasi dilakukan
ketika laboratorium tidak sedang digunakan. Observasi adalah instrumen yang
sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Dalam observasi ini penelitian
lebih banyak menggunakan salah satu dari panca indranya yaitu indra penglihatan.
Observasi akan lebih
efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami,
tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaiknya observasi
mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa pendapat atau
persepsi dari subyek yang diteliti.
Adapun alat/ instrumen
yang digunakan dalam observasi ini ialah :
1. Lembar
observasi
i.
Angket Observasi
ii.
Tabel Daftar Inventaris Alat dan Bahan
Laboratorium
2. Kamera
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Berdasarkan observasi laboratorium MIPA yang telah
dilakukan di Laboratorium IPA SMAN 1 Tanjung Sari yaitu:
1. Mengisi
angket observasi Laboratorium
2. Mengamati
kondisi laboratorium
Tabel ini diisi oleh peneliti dalam
kegiatan observasi Laboratorium IPA SMAN 1 Tanjung Sari
No
|
Pernyataan kondisi yang ada di
sekolah
|
Ya
|
Tidak
|
Kondisi
|
I
|
Kelengkapan laboratorium.
1.
Jumlah
Laboratorium (MIPA)
|
√
|
Baik
|
|
1)
Perabot
|
√
|
Baik
|
||
2)
Kursi
|
√
|
Baik
|
||
3)
Meja kerja
|
√
|
Baik
|
||
4)
Meja demonstrasi
|
√
|
Baik
|
||
5)
Meja persiapan
|
√
|
Baik
|
||
6)
Lemari alat
|
√
|
Baik
|
||
7)
Lemari bahan
|
√
|
Baik
|
||
8)
Lemari asam
|
9)
|
√
|
-
|
|
10) Bak cuci
|
√
|
Tidak Baik
|
||
11) Papan tulis (white board)
|
√
|
Baik
|
||
2.
Kapasitas ruang laboratorium ≥ 40 siswa
|
√
|
Baik
|
||
3.
Rak
penyimpanan tas dan buku siswa praktek
|
√
|
-
|
||
4.
Kondisi ruang
(penerangan,ventilasi,
kebersihan, penataan, keamanan)
|
√
|
Baik
|
||
5.
Jaringan air
dan listrik dalam lab yang memadai
|
√
|
Baik
|
||
6.
Ada ruang timbang
|
√
|
-
|
||
II
|
ORGANISASI
LABORATORIUM
|
√
|
Baik
|
|
|
√
|
Baik
|
||
|
√
|
Baik
|
||
|
√
|
Baik
|
||
|
√
|
-
|
||
|
√
|
Baik
|
||
|
√
|
-
|
||
|
√
|
-
|
||
III
|
PENATAAN
ALAT
1. Pengelompokkan alat berdasarkan jenis bahan
a.
Kaca
|
√
|
Baik
|
|
b.
Listrik
|
√
|
Baik
|
||
c.
Karet
|
√
|
Baik
|
||
d.
Porselen
|
√
|
Baik
|
||
e.
Logam
|
√
|
-
|
||
2. Lemari penyimpanan alat
a.
Timbangan
|
√
|
Baik
|
||
b.
Power suply
|
√
|
Baik
|
||
c.
Listrik (voltmeter, multimeter)
|
√
|
Baik
|
||
IV
|
PENGETAHUAN
BAHAN KIMIA
1.
Rak Zat
padat
|
√
|
Baik
|
|
2. Rak zat Cair
3. Tempat penyimpanan bahan praktek.
|
√
|
Baik
|
||
4.
Ada gudang penyimpanan alat/bahan stok
|
√
|
Baik
|
||
5.
Ada simbol tentang sifat dan bahaya yang
ditimbulkan oleh bahan kimia
(korosif, beracun, mudah terbakar, iritasi dan lain-lain)
|
√
|
-
|
||
V
|
Kelengkapan Administrasi.
1.Daftar iventarisasi alat dan
bahan.
|
√
|
Baik
|
|
2. Buku /daftar alat yang pecah, rusak,
hilang
|
√
|
-
|
||
3. Format permintaan alat/bahan
|
√
|
Baik
|
||
4. Tersedia kartu alat
|
√
|
Baik
|
||
5. Kartu reparasi
|
√
|
-
|
||
6. Modul/paket materi praktek yang
dikembangkan sekolah (LKS dan sejenisnya)
|
√
|
Baik
|
||
7. Buku laporan kegiatan harian
|
√
|
Baik
|
||
8. Buku laporan kegiatan bulanan
|
√
|
-
|
||
9. Daftar judul praktikum sesuai KTSP
|
√
|
Baik
|
||
10. Ada alokasi dana khusus untuk
laboratorium dalam perencanaan program
|
√
|
Baik
|
||
11.
Petunjuk
pemakaian alat
|
√
|
Baik
|
||
12.
Program kegiatan lab/jurnal
|
√
|
Baik
|
||
VI
|
KESELAMATAN KERJA
1.
Ada saluran/tempat penampungan limbah praktek
|
√
|
-
|
|
2.
tempat pengolahan limbah praktek
|
√
|
-
|
||
3.
alat pemadam kebakaran dalam laboratorium
|
√
|
Baik
|
||
4.
Jas
Laboratorium
|
√
|
Baik
|
||
5.
Sarung
tangan
|
√
|
Baik
|
||
6.
Kaca
mata
|
√
|
-
|
||
7.
Kotak
P3K
|
√
|
-
|
||
8.
Pemadam
Kebakaran
|
√
|
Baik
|
||
9.
Lain-lain
(pasir, karung)
|
√
|
-
|
B.
Pembahasan
Pada tanggal 25 April 2014, saya melakukan penelitian
di laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari yang telah dilaksanakan pada pukul
11.00-13.00 WIB.
SMAN 1 Tanjung Sari ini beralamat di Jalan Raya
Tanjung Sari No. 404. Observasi ini dilakukan dengan panduan dari pihak laboran
sekolah. Prosedur observasi ini adalah dengan melakukan observasi langsung
mengenai kelengkapan laboratorium, organisasi laboratorium, penataan alat,
pengetahuan bahan kimia, kelengkapan administrasi, dan keselamatan kerja. Peneliti
melakukan observasi langsung mengenai kelengkapan alat laboratorium dengan
mengisikan hasil observasi pada tabel pengamatan.
Laboratorium di SMAN 1 Tanjung Sari tidak
terbagi-bagi seperti laboratorium SMA lainnya. Laboratorium ini menyatu dengan
laboratorium kimia, fisika, dan biologi. Akan tetapi, penyimpanan alat dan
bahannya dibedakan sesuai dengan bidangnya.
Ruang laboratorium IPA ini memiliki luas ruangan
belajar yaitu 1,5 m2 perpeserta didik, untuk rombongan belajar
peserta didik jumlah 40 orang dengan luas ruangan belajar 45 m2.
Ruang persiapan juga berukuran 10 m2.
Ø Kelengkapan
laboratorium
Pada
kelengkapan laboratorium, perabot, kursi siswa dengan jumlah 30 buah, meja
kerja dengan jumlah 10 buah, meja demonstrasi 1 buah, meja persiapan 1 buah,
lemari alat 2 buah, lemari bahan 2 buah, bak cuci 1 buah, dan papan tulis (white
board) 1 buah, itu semua keadaannya baik dan layak pakai. Namun pada
prinsipnya, bak cuci yang ada di laboratorium itu harus mempunyai 1 buah/ 2
kelompok, berarti jika ada 20 kelompok harus ada 10 buah bak cuci, tetapi pada
sekolah yang saya teliti ini hanya ada satu bak cuci. Selain itu, bak cuci ini
keadaannya tidak baik juga kotor. Bak cuci sebaiknya dipasang pada meja demonstrasi dan meja dinding, dengan
ukuran 54 x 35 x 20 cm (ukuran dalam) dengan dilengkapi kran yang tingginya 45
cm dari dasar bak cuci.
Selanjutnya,
di laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari ini tidak mempunyai lemari asam, seharusnya
sekolah harus sudah menyiapkan lemari asam untuk praktikum para siswanya,
dengan ukuran ruang dalam lemari minimum 0,9 m x 0,6 m x 0,9 m, tinggi bidang
kerja dari lantai 70 cm. Materi tahan karat, tahan asam, mempunyai pintu kaca
yang dapat dibuka tutup sebagian, mempunyai pencahayaan yang baik, saluran
buangan gas langsung keluar dan terpompa, mempunyai aliran air bersih dan
buangan.
Kapasitas
ruang laboratorium untuk rombongan belajarnya bisa mencapai 40 siswa, jaringan
listrik dan air dalam lab memadai, kondisi ruangan seperi penerangan,
ventilasi, kebersihan, penataan, dan keamanan dalam kondisi baik. Namun, pada
laboratorium ini tidak memiliki rak penyimpanan tas dan buku siswa praktik.
Seharusnya laboratorium itu harus mempunyai lemari kayu dan lemari buku. Lemari
kayu ini terletak di luar laboratorium, berfungsi untuk menyimpan tas siswa
sebelum masuk ke ruang laboratorium, terbuat dari bahan kayu berupa lemari
bersekat dan pintu berupa sorok. Panjang 240 cm, tinggi 150 cm, dan lebar 50
cm. Lemari buku terletak di ruang persiapan, biasanya digunakan untuk
menyimpan buku panduan kerja siswa.
Panduan pengelolaan laboratorium atau buku-buku lainnya sebagai buku penunjang.
Bahannya terbuat dari kayu yang berkualitas dibagi menjadi dua bagian/ sekat.
Satu bagian terditi dari 3 panel/ rak masing-masing 40 cm, terdiri dari satu
pintu kaca berbingkai kayu dari atas ke bawah. Bentuk pintu buka tutup warna
kaca bening disimpan di atas lemari dasar. Panjang 120 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 120 cm.
Kemudian, laboratorium ini tidak memiliki ruang timbang.
Ø Organisasi
Laboratorium
Struktur organisasi
Laboratorium IPA
Kepala Sekolah
|
Wakil Kepala
Sekolah bid. Kurikulum
|
Wakil Kepala
Sekolah Bid. Sarana
|
Guru Biologi
|
Penanggungjawab
Teknisi Lab.Biologi
|
Teknisi Lab.
Kimia
|
Koordinator Lab.
IPA
|
Penanggungjawab
Teknisi Lab. Kimia
|
Guru Fisika
|
Guru Kimia
|
Penanggungjawab
Teknisi Lab. Fisika
|
Teknisi Lab. Biologi
|
Teknisi Lab.
Fisika
|
Pada organisasi
laboratorioum, SMAN 1 Tanjung Sari memiliki struktur organigram yang sama
seperti yang tercantum di atas. Namun di laboratoriumnya, tidak dipasang
struktur organigramnya, seharusnya dipasang di dalam laboratoriumnya.
Selanjutnya,
laboratorium juga harus memiliki tata tertib untuk siswa maupun guru. Di SMAN 1
Tanjung Sari juga memiliki tata tertib seperti pada umumnya. Contohnya melarang
alat dan bahan dibawa keluar tanpa izin guru ataupun melapor jika ada alat yang
rusak atau pecah.
Ø Penataan
Alat
Pada penataan alat ini,
di SMAN 1 Tanjung Sari alat-alat berdasarkan jenis bahannya dikelompokkan.
Seperti kaca, listrik, karet, porselen, dan logam itu dipisah tidak disatukan.
Namun ada beberapa bahan yang disatukan dalam rak, seperti logam disatukan
dengan porselen.
Telah kita ketahui,
prinsip-prinsip umum dalam penyimpanan dan penataan alat sebagai berikut:
1. Keamanan
dan kemudahan dalam mengambil dan mencarinya
2. Jangan
menyimpan alat-alat yang berat di tempat terlalu tinggi
3. Alat-alat
dikelompokkan sesuai bahan (kaca, logam, dan porselen)
4. Alat-alat
yang mahal disimpan di tempan aman dan terkunci
5. Alat-alat
berupa set/perangkat harus disimpan dalam kotak perangkatnya.
Jika
kita mengacu kepada prinsip-prinsip di atas, hasil pengamatan saya di
laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari ini alat-alat yang berada di lemari tidak
tertata rapih,seperti ada alat yang bentuknya kecil disimpan dipaling belakang,
ada alat yang berat di tempat tinggi, lalu ada alat yang bernama buret disimpan
di rak yang bersatu dengan logam. Ini seharusnya dipisah karena alat ini selain
mahal juga mudah pecah. Buret harus disimpan di rak khusus yang terbuat dari
kayu, dan diletakkan di tempat aman, jauh dari jangkauan siswa.
Selanjutnya,
lemari penyimpanan alat seperti timbangan di laboratorium ini tidak ada,
timbangannya disimpan di ruangan alat, dan timbangannya pun tidak layak pakai.
Seharusnya laboran harus secepatnya meminta kepada pihak sekolah untuk
menyediakan alat ini. Power suply dan alat-alat listrik seperti voltmeter dan
multitester mempunyai lemari penyimpanan masing-masing dan ketika saya
melakukan observasi ini, alat-alat power supply dan alat-alat listrik lainnya
begitu banyak, sedangkan alat seperti timbangan di laboratorium ini tidak ada.
Ø Pengetahuan
bahan kimia
Pada umumnya, zat kimia
yang ada di laboratorium sekolah berpotensi membahayakan. Beberapa hal yang
harus diketahui adalah wujud, warna, bentuk kristal, bau, kelarutan dan titik
nyala (mudah terbakar atau tidak). Ada yang bersifat racun, higroskopis,
sensitif terhadap cahaya, merusak kulit, kayu, ubin, kertas, mudah terurai,
teroksidasi dengan udara, mudah menguap/menyublim, mudah meledak atau mudah
terbakar, dan mudah bereaksi dengan zat tertentu.
Beberapa zat yang
stabil dalam keadaan terpisah dapat membentuk campuran yang mudah meledaj
dengan zat lain, seperti natrium klorida, gula dan glukosa. Zat-zat yang ada di
bawah pengawasan instansi perdagangan dapat dimakan tetapi di laboratorium
sekolah, zat-zat ini jangan sekali-kali dimakan karena mungkin telah tercemar
oleh zat beracun dan dalam botol aslinya.
Di laboratorium SMAN 1
Tanjung Sari juga memiliki rak-rak yang dikhususkan untuk bahan-bahan tertentu,
ada rak zat padat dan rak zat cair, ada tempat penyimpanan bahan praktek, juga
di laboratorium ini terdapat gudang penyimpanan alat atau bahan stok, dan semua
ini keadaannya baik. Namun, di laboratorium ini tidak ada simbol tentang sifat
dan bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia seperti korosif, beracun, mudah
terbakar, iritasi dan lain-lain. Seharusnya, semua zat kimia harus diberi label
dengan jelas, termasuk simbol bahan kimia berbahaya. Lambang-lambang
keselamatan :
·
Lambang F atau Flammable, artinya zat
kimia dengan lambang ini bersifat mudah terbakar. Contohnya Fosfor
·
Lambang X atau harmfull/iritant, yaitu
zat tersebut dapat menimbulkan iritasi atau rasa pedih dan kalau ditelan dapat
menyebabkan keracunan. Contohnya natrium oksalat
·
Lambang C atau corrosive, yaitu zat
kimia yang bersifat korosif atau merusak jaringan atau peralatan. Jika bekerja
dengan zat ini jangan sampai kena badan, pakaian, logam dan kayu, jangan
menghirup uapnya. Contohnya NaOH
·
Lambang T atau toxic, artinya zat kimia
ini beracun jika tertelan, terhirup, atau kena badan, harus waspada terutama
terhadap zat yang karsinogenik atau dapat menimbulkan penyakit kanker, seperti
benzidin. Contohnya kalium sianida
·
Lambang E atau explosive, artinya zat
yang mudah meledak. Contohnya amonium dikromat
·
Lambang O atau Oxidizing substance,
artinya zat kimia yang dapat mengoksidasi bersifat mempermudah atau mempercepat
kebakaran. Contohnya KMnO4
·
Unsur radio aktif, contohnya karbon,
uranium, dan plutonium
·
Gambar dengan simbol tanda seru di dalam
segitiga, ini artinya peringatan untuk lebih berhati-hati.
Ø Kelengkapan
administrasi
Tujuan dari
pengadministrasian alat dan bahan agar dengan mudah dapat diketahui:
1. Jenis
alat atau bahan yang ada
2. Jumlah
masing-masing alat dan bahan
3. Jumlah
yang pecah, hilang atau habis
Keperluan
administrasi ini diperlukan beberapa buku catatan, diantaranya:
1. Buku
inventaris
2. Kartu
stok
3. Kartu
permintaan/peminjaman alat atau bahan
4. Buku
catatan harian
5. Kartu
alat/bahan yang rusak
6. Kartu
reparasi
7. Label
8. Program
semester kegiatan laboratorium
9. Daftar
alat dan bahan sesuai dengan LKS
10. Jadwal
kegiatan laboratorium
11. Laporan
bulanan
Kelengkapan
administrasi di SMAN 1 Tanjung Sari tidak lengkap seperti yang tertera di atas,
di laboratorium ini hanya ada daftar inventaris alat dan bahan, format
permintaan alat/bahan itupun tidak dalam bentuk buku (selembaran), tersedia
kartu alat, modul/paket materi praktek yang dikembangkan di sekolah, buku
laporan kegiatan harian, namun tidak ada buku laporan kegiatan bulanan, daftar
judul praktikum sesuai KTSP, ada alokasi dana khusus untuk laboratorium dalam
perencanaan program, petunjuk pemakaian alat, dan program kegiatan lab/jurnal.
Kemudian, di kelengkapan administrasi ini tidak ada buku atau daftar alat yang
pecah, rusak, hilang, seharusnya laboran harus membuat semua kelengkapan
administrasi dengan lengkap agar alat dan bahan dapat mudah diketahui
keadaannya.
Ø Keselamatan
kerja
Keselamatan kerja
merupakan hal terpenting. Hal-hal yang terkait sebagai berikut:
1. Tata
tertib yang jelas
2. Pemakaian
alat dan bahan sesuai petunjuk
3. Alat
dan bahan disimpan sesuai dengan tempatnya masing-masing
4. Limbah
dan pembuangan bahan harus aman dari lingkungan
5. Air
dan listrik tersedia cukup
6. Stop
kontak yang aman
7. Guru,
petugas maupun siswa harus menggunakan jas laboratorium
8. Ruang
laboratorium, meja praktikum, serta alat-alat harus selalu terjaga
kebersihannya, sebelum dan setelah kegiatan praktikum
9. Tabung
pemadan kebakaran dan kit P3K yang ditempatkan pada tempat yang strategis
10. Supervisi
yang terus menerus dari guru-guru terutama guru kimia kepada laboran dan para
siswa praktikum
Beberapa
point di atas masih tidak dilaksanakan di laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari,
seperti point nomor 3 yaitu alat dan bahan belum disimpan sesuai dengan
tempatnya masing-masing, kemudian tempat pengolahan limbah praktik di SMAN 1
Tanjung Sari ini masih belum mempunyai pembuangan khusus. Limbah laboratorium
merupakan bahan yang dapat mencemari karena bersifat toksik atau racun,
sehingga dalam pembuangannya harus berhati-hati dan setiap sekolah harus
mempunyai tempat pembuangan limbah laboratorium.
Selanjutnya,
terdapat juga alat pemadam kebakaran dalam laboratorium di SMAN 1 Tanjung Sari
dengan keadaan baik dan terawat. Alat pemadan kebakaran ringan sangat efektif
untuk mengendalikan kebakaran kimia yang kecil sebelum menjadi tidak
terkendali.
Mengenai
alat-alat pelindung diri, jas laboratorium yang berfungsi untuk melindungi
tubuh dan pakaian dari kontak dengan bahan kimia atau panas hanya dimiliki oleh
laboran saja, siswa yang melakukan praktik tidak menggunakan jas laboratorium.
Selain itu, sarung tangan juga yang berfungsi untuk melindungi tangan dari
zat-zat kimia yang dapat merusak kulit atau teradsorbsi lewat kulit hanya
dimiliki oleh laboran saja, seharusnya semua yang memasuki ruangan laboratorium
harus menggunakan jas laboratorium. kemudian kaca mata juga sebagai alat
pelindung yang berfungsi untuk melindungi mata dari percikan zat kimia seperti
asam, basa, atau kaca, namun di laboratorium ini tidak memiliki kaca mata
khusus untuk di laboratorium. Kotak P3K juga di laboratorium ini tidak ada,
padahal Kotak P3K ini banyak sangkut pautnya dengan kecelakaan yang sering
terjadi di laboratorium. Tujuan P3K bukanlah usaha mengobati para penderita,
tetapi sekedar meringankan penderitaan sambil menunggu pengobatan dari dokter.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan kegiatan-kegiatan secara
terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya,
misalnya laboratorium fisika, kimia, biokimia, komputer, dan laboratorium
bahasa.
Banyak sekali yang harus diperhatikan di
laboratorium, seperti ruang laboratorium, kelengkapan laboratorium, organisasi
laboratorium, penataan alat dan bahan, pengetahuan bahan kimia, kelengkapan
administrasinya, dan termasuk keselamat kerja juga. Itu semua penting untuk
diperhatikan agar fungsi laboratorium ini sesuai dengan fungsinya.
Seperti halnya tata letak laboratorium harus sesuai
dengan persyaratan pada umumnya yaitu:
1. Arah
mata angin harus diatur untuk menghindari pencemaran udara. Gas sisa reaksi
kimia yang kurang sedap agar tidak terbawa angin ke ruangan. Oleh karena itu,
untuk bangunan bertingkat lebih baik laboratorium terletak di tingkat atas,
terutama laboratorium kimia.
2. Jarak
cukup jauh dari sumber air, untuk menghindari pencemaran sumber air, bangunan
lain, mendapatkan ventilasi dan penerangan yang optimal. Jarak minimal sama
dengan tinggi bangunan terdekat atau kira-kira 3 meter.
3. Saluran
pembuangan limbang dibuat sendiri untuk menghindari pencemaran lingkungan.
4. Di
daerah tropis lebih baik membujur dari timur ke barat sesuai dengan lintasan
peredaran matahari.
5. Mudah
dikontrol di daerah komplek.
Kesimpulannya, bahwa pada laboratorium
SMAN 1 Tanjung Sari ini belum memenuhi syarat untuk menjadi laboratorium yang ideal.
Masih banyak yang belum sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang ada.
B.
SARAN
Untuk menjadi laboratorium yang ideal, maka banyak
sekali yang harus diperhatikan di laboratorium, seperti ruang laboratorium,
kelengkapan laboratorium, organisasi laboratorium, penataan alat dan bahan,
pengetahuan bahan kimia, kelengkapan administrasinya, dan termasuk keselamat
kerja juga. Jika belum terpenuhi semuanya, segeralah laboran meminta permintaan
alat/bahan atau kelengkapan-kelengkapan lainnya dengan mengajukan proposal
kepada sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Yunita.2013.Panduan Pengelolaan Laboratorium KIMIA.Bandung:CV
Insan Mandiri
No comments:
Post a Comment