Thursday, February 18, 2016

LAPORAN OBSERVASI SMAN 1 TANJUNGSARI 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Tujuan Pendidikan Nasional adalah  untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan yang sangat besar untuk keberhasilan suatu pendidikan.  Mulai dari peran guru, lingkungan belajar sampai pada ketersediaan fasilitas belajar mengajar.  Salah satu fasilitas dalam proses belajar mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah Laboratorium. Diharapkan laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang memiliki kesamaan operasional dan peralatan dengan yang akan digunakan didalam tempat kerjanya kelak.
Dikemukakan pada PP Nomor 19  Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk penunjang   proses pembelajaran di sekolah. Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, siswa tidak hanya dituntut untuk membuktikan tetapi dituntut pula untuk dapat menemukan suatu konsep.
Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan bagi siswa. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan  dengan baik. Sebagus  dan selengkap  apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah laboratorium di SMAN 1 Tanjung Sari sudah sesuai dengan kriteria laboratorium ideal, maka dilakukan observasi ini.
B.     RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana tata letak dan perlengkapan laboratorium di SMAN 1 Tanjung Sari sudah sesuai dengan kriteria laboratorium ideal?
B.     Bagaimana pengelolaan laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari?

C.    TUJUAN MASALAH
1.      Mengetahui tata letak dan perlengkapan laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari
2.      Mengetahui pengelolaan laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari
















BAB II
KAJIAN TEORI
Laboratorium merupakan tempat belajar yang sangat sibuk kegiatannya dan menyita waktu siswa, mempunyai beban mental, emosi, dan fisik dari guru. Praktikum juga merupakan suatu keharusan jika jiwa sains akan ditanamkan pada generasi muda, dan akan mengembangkan kemampuan pembelajaran mandiri.
Di sekolah laboratorium dalam konteks pendidikan mempunyai fungsi sebagai tempat proses pembelajaran dengan metode yang dapat memberikan pengalaman belajar pada siswa untuk berinteraksi dengan alat dan bahan serta mengobservasi berbagai gejala secara langsung. Kegiatan praktikum akan memberikan peran yang sangat besar terutama dalam membangnun pemahaman konsep, memverifikasi kebenaran konsep, menumbuhkan keterampilan proses serta afektif siswa, menumbuhkan “rasa suka” dan motivasi terhadap pelajaran yang dipelajari, dan melatih kemampuan psikomotor.
Ruang laboratorium khusus digunakan untuk kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran yang memerlukan pembuktian secara langsung konsep-konsep dalam pembelajaran kimia. Hal yang perlu diperhatikan:
              i.      Melakukan kegiatan pembelajaran kimia secara praktek dan memerlukan peralatan khusus.
            ii.      Menampung minimum satu rombongan belajar.
          iii.      Minimum rasio ruang laboratorium kimia 2,4 m2 perpeserta didik, untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2 dengan lebar minimum 5 m.
          iv.      Memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengamati objek percobaan.
            v.      Mempunyai kelengkapan sarana yang memadai.
Persayaratan umum lokasi laboratorium dengan bangunan sekolah yang ada sebagai berikut:
1.      Arah mata angin harus diatur untuk menghindari pencemaran udara. Gas sisa reaksi kimia yang kurang sedap agar tidak terbawa angin ke ruangan. Oleh karena itu, untuk bangunan bertingkat lebih baik laboratorium terletak di tingkat atas, terutama laboratorium kimia.
2.      Jarak cukup jauh dari sumber air, untuk menghindari pencemaran sumber air, bangunan lain, mendapatkan ventilasi dan penerangan yang optimal. Jarak minimal sama dengan tinggi bangunan terdekat atau kira-kira 3 meter.
3.      Saluran pembuangan limbang dibuat sendiri untuk menghindari pencemaran lingkungan.
4.      Di daerah tropis lebih baik membujur dari timur ke barat sesuai dengan lintasan peredaran matahari.
5.      Mudah dikontrol di daerah komplek.
Di dalam laboratorium terdapat pula ruangan-ruangan yang memerlukan ruang penunjang kegiatan IPA. Ruangan-ruangan itu terdiri dari:
1.      Ruang praktikum/ belajar-mengajar
Luas ruang belajar disesuaikan dengan ratio 2 m2-2,4 m2 persiswa. Misalnya untuk 40 siswa luas ruangan belajar 80 m2-100 m2.
2.      Ruang persiapan
Luas ruangan ini sekurangnya 20 m2, digunakan oleh guru atau laboratorium untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebelum kegiatan dimulai. Dengan demikian, tidak menggangu kegiatan yang dilakukan di ruang lain.
3.      Ruang penyimpanan (gudang)
Luas gudang sekitar 20 m2 digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan-bahan yang mempunyai pintu terkunci.
            Alat dan bahan yang sering digunakan disimpan dalam ruang persiapan atau ruang laboratorium agar mudah mencari dan mengambilnya. Penyimpanan harus secara terpisah, sebab kalau tidak alat akan mudah berkarat dan rusak. Disamping itu, penyimpanan bahan-bahan yang berbahaya juga terpisah dari bahan-bahan yang lain.
            Laboratorium merupakan tempat dilakukannya percobaan dan penelitian yang dpat dilakukan di ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka. Misalnya kebin, sebagai tempat untuk melaksanakan pendidikan kimia. Perlengkapan yang diperlukan yaitu:
1.      Perabot seperti meja, kursi siswa maupun guru, lemari buku, alat-alat, bahan, dan rak.
2.      Alat peraga pendidikan yang terbagi atas:
a.       Instrumen, seperti power supply.
b.      Alat dari kaca seperti gelas ukur, erlenmeyer, dan gelas kimia.
c.       Carta atau gambar dinding seperti sifat periodik, sistem periodik, bentuk molekul, dan destilasi minyak bumi.
d.      Model atom
e.       Bahan kimia berwujud padat, cair, dan gas
f.       Film, termasuk slide, strip, dan film biasa.
3.      Perkakas yaitu alat-alat yang diperlukan secara tidak langsung untuk pembelajaran seperti: obeng, tang, pisau, catut gergaji, kikir, gunting, pemotong kaca, pelubang gabus, dan lain sebagainya.
4.      Kotak P3K beserta isinya.
5.      Alat pemadam kebakaran.
6.      Alat-alat untuk mebersihkan seperti sapu, lap, tempat sampah, dan lain sebagainya.
7.      Kumpulan buku: katalog, buku kimia yang relevan, panduan kerja untuk siswa, panduan laboratorium, buku pengayaan, dan lain-lain.
Tujuan dari pengadministrasian alat dan bahan agar dengan mudah dapat diketahui:
1.      Jenis dan alat atau bahan yang ada
2.      Jumlah masing-masing alat dan bahan
3.      Jumlah yang pecah, hilang atau habis
Keperluan administrasi ini diperlukan beberapa buku catatan, diantaranya:
1.      Buku inventaris
2.      Kartu stok
3.      Kartu permintaan/peminjaan alat/bahan
4.      Buku catatan harian
5.      Kartu alat/bahan yang rusak
6.      Kartu reparasi
7.      Label
8.      Program semester kegiatan laboratorium
9.      Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS
10.  Jadwal kegiatan laboratorium
11.  Laporan bulanan
Penataan alat sangat bergantung kepada fasiltas dan kepentingan pemakaiannya. Fasilitas yang dimaksud adalah adanya ruang penyimpanan khusus (gudang), ruang persiapan, dan tempat-tempat penyimpanan seperti lemari, rak, dan lemari kabinet. Hal yang perlu diperhatikan dalam menata alat dan bahan yaitu:
1.      Menyimpan alat harus dalam keadaan bersih
2.      Mendata, memeriksa alat dan bahan sesuai dengan jenis, jumlah, sifat fisik, harga, dan lain sebagainya
3.      Mengelompokkan alat dan bahan sesuai dengan kelompok mata pelajaran (Fisika, Kimia, dab Biologi), sesuai dengan katalog yang ditujuk
Prinsip-prinsip umum dalam penyimpanan dan penataan alat sebagai berikut:
1.      Keamanan dan kemudahan dalam mengambil dan mencarinya
2.      Jangan menyimpan alat-alat yang berat di tempat terlalu tinggi
3.      Alat-alat dikelompokkan sesuai dengan bahan (kaca, logam, dan porselen)
4.      Alat-alat yang mahal disimpan di tempat aman dan terkunci
5.      Alat-alat berupa set/perangkat harus disimpan dalam kotak perangkatnya
Alat-alat yang menggunakan baterai kering harus sering diperiksa sebaiknya segera dikeluarkan jika alat tersebut akan disimpan.
Alat-alat laboratorium IPA/Kimia umumnya terbuat dari tiga jenis bahan yaitu: kaca (gelas), logam, dan polimer (plastik). Pada penyimpanannya perlu diperhatikan alat-alat dari gelas mudah pecah karena benturan, sedangkan alat dari logam mudah terkena korosi (berkarat) jika berdekatan dengan kimia. Disamping itu, berat ringannya alat-alat ikut menentukan pula pada tempat penyimpanannya. Berdasarkan hal tersbeut dapat dikelompokkan berdasarkan jenis dan bahan.
a.       Jenis alat
Kelompok alat yang termasuk labu yaitu: erlenmeyer, labu dasar datar, labu dasar bulat, dan labu destilasi
b.      Jenis bahan
Diantaranya logam, kaca, plastik, kayu, dan porselen
c.       Kelompok percobaan
Berdasarkan mata pelajaran terdiri dari:
Biologi: anatomi, fisiologi, dan ekologi
Fisika: optik, listrik, magnet, kalor, cahaya, dan gelombang
Kimia: sukar dikelompokkan berdasarkan topik-topik percobaan karena umunya menggunakan alat-alat yang sama
d.      Penggunaan
Penyimpanan tergantung pada sering tidaknya alat-alat itu digunakan. Setelah disimpan dalam lemari atau rak-rak, lengkapi lemari dan rak tersebut dengan kartu label yang berisi catatan mengenai nama, jumlah dan nomor katalog alat yang ada di dalamnya. Masing-masing lemari atau rak diberi nomor atau tanda dengan angka Romawi atau Arabi berdasarkan urutan alfabet.
Pada umumnya zat kimia yang ada di laboratorium sekolah berpotensi membahayakan. Beberapa hal yang harus diketahui adalah: wujud, warna, bentuk kristal, bau, kelarutan, dan titik nyala. Ada yang bersifat racun, higroskopis, sensitif terhadap cahaya, merusak kulit, kayu, ubin, kertas, mudah terurai, teroksidasi dengan udara, mudah menguap/menyublim, mudah meledak atau mudah terbakar, dan mudah bereaksi dengan zat tertentu.
Beberapa zat yang stabil dalam keadaan terpisah dapat membentuk campuran yang mudah meledak dengan zat lain, seperti natrium klorida, gula, glukosa. Zat-zat yang ada di bawah pengawasan instansi perdagangan dapat dimakan tetapi di laboratorium sekolah, zat-zat ini jangan sekali-kali dimakan karena mungkin telah tercemar oleh zat beracun dan dalam botol aslinya.
a.       Tipe zat kimia
Beberapa tipe sesuai sifat dan peruntukannya, yaitu:
1.      Tipe A
Zat-zat kimia yang dapat digunakan siswa SMA/MA dan SMP/MTs di bawah pengawasan guru IPA yang telah berpengalaman. Hal ini tidak berarti bahwa zat ini tidak berbahaya, tetapi bahayanya dalam penggunaan dapat ditekan seminimal mungkin. Jika digunakan di sekolah harus dengan cara yang benar dan bertanggung jawab.
2.      Tipe B
Kategori ini meliputi zat kimia yang lebih berbahaya atau lebih khusus penggunaannya dibanding dengan zat kimia tipe A, dapat digunakan oleh guru IPA yang telah biasa menggunakannya dan oleh siswa SMA/MA yang melakukan eksperimen. Sebanyak 20 (17%) diklasifikasikan dalam tipe B (ada 8 macam di SMP/Mts) yang meliputi asam dan basa kuat, zat-zat pengoksidasi kuat, serta zat-zat kimia yang tidak beracun.
3.      Tipe C
Zat-zat kimia dalam kategori ini lebih berbahaya, harus lebih dibatasi penggunaannya, dan di bawah pengawan guru. Siswa diperbolehkan menangani zat kimia ini setelah mendapat petunjuk yang benar tentang penggunaannya dan telah memperoleh informasi lengkap tentang bahayanya.
4.      Tipe D
Dua zat kimia tegolong tipe D seharusnya tidak digunakan di sekolah dan dianjurkan untuk menghindarinya. Distribusi pada tingkat SMA/MA sebaiknya dihentikan. Kedua zat ini di SMA/MA adalah benzena dan arsen (III) oksida
Bila bahan kimia berbahaya tidak dapat diganti dengan yang kurang berbahaya jumlah bahan kimia tersebut harus dikurangi sampai pada kebutuhan satu hari, dan sisanya harus disimpan di tempat penyimpanan bahan kimia.
Berikut peraturan umum untuk penyimpanan bahan kimia yang aman:
1.      Bahan yang tidak kompatibel tidak boleh disimpan bersama-sama (sebagai
contoh penyimpanan asam di dekat senyawa sianida dapat menyebabkan pembentukan gas hidrogen sianid yang mematikan)
2.      Penyimpanan yang tidak kompatibel harus dihindarkan
3.      Di rak tempat penyimpanan tidak boleh bocor, berkarat atau rusak, dan harus disusun dengan sebaik-baiknya.
4.      Ventilasi yang cukup untuk menjaga bila ada kebocoran uap yang membahayakan, dapat diencerkan dan dihilangkan. Bahan kimia yang beresiko kebakaran dan ledakan harus disimpan di tempat yang dingin, berventilasi dan jauh dari sumber api, serta dipasang sistem pencegahan kebakaran yang otomatis seperti sistem pengguyuran.















BAB III
METODOLOGI
Metode adalah salah satu cara yang digunakan ketika mencapai suatu tujuan dengan menggunkan tehnik tertentu untuk memperoleh suatu keberhasilan dalam penelitian maka harus dilaksanakan dengan menggunkan metodologi yang tepat, istimewa dan tujuan mengadakan penelitian berdasarkan fakta – fakta yang ada untuk menguji kebenaran sesuatu secara ilmiah.
Dengan demikian memecahkan metodologi sangat diperlukan dalam rangka mengumpulkan data untuk memecahkan suatu masalah sehingga dapat menyusun laporan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu dalam penelitian ini penulis menetapkan langkah – langkah sebagai berikut :
A.    Setting Observasi
1.      Waktu Observasi
Penelitian observasi di laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari telah dilaksanakan pada pukul 11.00-13.00 WIB pada tanggal 25 April 2014.
2.      Tempat Observasi
Observasi Pengelolaan laboratorium ini dilaksanakan di Laboratorium IPA SMAN 1 Tanjung Sari yang beralamat di : Jalan Raya Tanjung Sari No. 404 Tanjungsari Sumedang

B.     Subyek Observasi
Subyek observasi ini adalah pengelola Laboratorium IPA SMAN 1 Tanjung Sari. Hal- hal yang akan menjadi titik perhatian adalah kelengkapan alat dan bahan  laboratorium, kelengkapan administrasi laboratorium, tata kelola laboratorim, kepengurusan laboratorium, kegiatan pengelolaan  perawatan dan perbaikan,  dan  pelaksanaan seluruh kegiatan laboratorium.

C.     Sumber Data
Berkaitan dengan subyek observasinya adalah Laboratorium IPA SMAN 1 Tanjung Sari, sumber datanya ialah kodisi laboratorium, kelengkapan alat dan bahan laboratorium, serta  kegiatan Laboratorium IPA SMAN 1 Tanjung Sari.

D.    Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
1.      Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu penelitian dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung, kemudian mencatat  keadaan dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
Observasi dilakukan ketika laboratorium tidak sedang digunakan. Observasi adalah instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Dalam observasi ini penelitian lebih banyak menggunakan salah satu dari panca indranya yaitu  indra penglihatan.
Observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaiknya observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa pendapat atau persepsi dari subyek yang diteliti.
Adapun alat/ instrumen yang digunakan dalam observasi ini ialah :
1.      Lembar observasi
                                                                          i.      Angket Observasi
                                                                        ii.      Tabel Daftar Inventaris Alat dan Bahan Laboratorium
2.      Kamera





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
Berdasarkan observasi laboratorium MIPA yang telah dilakukan di Laboratorium IPA SMAN 1 Tanjung Sari yaitu:
1.      Mengisi angket observasi Laboratorium
2.      Mengamati kondisi laboratorium
Tabel ini diisi oleh peneliti dalam kegiatan observasi Laboratorium IPA SMAN 1 Tanjung Sari
No
Pernyataan kondisi yang ada di sekolah
Ya
Tidak
Kondisi
I
Kelengkapan laboratorium.
1.      Jumlah Laboratorium (MIPA)
  1. Kimia
  2. Fisika
  3. Biologi

Baik
  1. Laboratorium Kimia
1)      Perabot

Baik
2)      Kursi

Baik
3)      Meja kerja

Baik
4)      Meja demonstrasi

Baik
5)      Meja persiapan

Baik
6)      Lemari alat

Baik
7)      Lemari bahan

Baik
8)      Lemari asam
9)       
-
10)  Bak cuci

Tidak Baik
11)  Papan tulis (white board)

Baik
2.      Kapasitas ruang laboratorium ≥ 40 siswa

Baik
3.      Rak penyimpanan tas dan buku siswa praktek

-
4.      Kondisi ruang (penerangan,ventilasi, kebersihan, penataan, keamanan)

Baik
5.      Jaringan air dan listrik dalam lab yang memadai

Baik
6.      Ada ruang timbang

-
II
ORGANISASI LABORATORIUM
  1. Kepala sekolah

Baik
  1. Penanggung jawab teknis

Baik
  1. Koordinator Laboratorium

Baik
  1. Laboran

Baik
  1. Organigram

-
  1. Tata tertib

Baik
  1. Petugas khusus kebersihan

-
  1. Ada tenaga teknisi

-
III
PENATAAN ALAT
1.      Pengelompokkan alat berdasarkan jenis bahan
a.       Kaca

Baik
b.      Listrik

Baik
c.       Karet

Baik
d.      Porselen

Baik
e.       Logam

-
2.      Lemari penyimpanan alat
a.       Timbangan

Baik
b.       Power suply

Baik
c.        Listrik (voltmeter, multimeter)

Baik
IV
PENGETAHUAN BAHAN KIMIA
1.      Rak Zat padat

Baik
2.      Rak zat Cair
3.      Tempat penyimpanan bahan praktek.

Baik
4.      Ada gudang penyimpanan alat/bahan stok

Baik
5.      Ada simbol tentang sifat dan bahaya yang
ditimbulkan oleh bahan kimia (korosif, beracun, mudah terbakar, iritasi dan lain-lain)

-
V
Kelengkapan Administrasi.
1.Daftar iventarisasi alat dan bahan.

Baik
2. Buku /daftar alat yang pecah, rusak, hilang

-
3. Format permintaan alat/bahan

Baik
4. Tersedia kartu alat

Baik
5. Kartu reparasi

-
6. Modul/paket materi praktek yang dikembangkan sekolah (LKS dan sejenisnya)

Baik
7. Buku  laporan kegiatan harian

Baik
8. Buku laporan kegiatan bulanan

-
9. Daftar judul praktikum sesuai KTSP

Baik
10. Ada alokasi dana khusus untuk laboratorium dalam perencanaan program

Baik
11.  Petunjuk pemakaian alat

Baik
12.  Program kegiatan lab/jurnal

Baik
VI
KESELAMATAN KERJA
1.      Ada saluran/tempat penampungan limbah praktek

-
2.      tempat pengolahan limbah praktek

-
3.      alat pemadam kebakaran dalam laboratorium

Baik
4.      Jas Laboratorium

Baik
5.      Sarung tangan

Baik
6.      Kaca mata

-
7.      Kotak P3K

-
8.      Pemadam Kebakaran

Baik
9.      Lain-lain (pasir, karung)

-


B.     Pembahasan
Pada tanggal 25 April 2014, saya melakukan penelitian di laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari yang telah dilaksanakan pada pukul 11.00-13.00 WIB.
SMAN 1 Tanjung Sari ini beralamat di Jalan Raya Tanjung Sari No. 404. Observasi ini dilakukan dengan panduan dari pihak laboran sekolah. Prosedur observasi ini adalah dengan melakukan observasi langsung mengenai kelengkapan laboratorium, organisasi laboratorium, penataan alat, pengetahuan bahan kimia, kelengkapan administrasi, dan keselamatan kerja. Peneliti melakukan observasi langsung mengenai kelengkapan alat laboratorium dengan mengisikan hasil observasi pada tabel pengamatan.
Laboratorium di SMAN 1 Tanjung Sari tidak terbagi-bagi seperti laboratorium SMA lainnya. Laboratorium ini menyatu dengan laboratorium kimia, fisika, dan biologi. Akan tetapi, penyimpanan alat dan bahannya dibedakan sesuai dengan bidangnya.
Ruang laboratorium IPA ini memiliki luas ruangan belajar yaitu 1,5 m2 perpeserta didik, untuk rombongan belajar peserta didik jumlah 40 orang dengan luas ruangan belajar 45 m2. Ruang persiapan juga berukuran 10 m2.
Ø  Kelengkapan laboratorium
Pada kelengkapan laboratorium, perabot, kursi siswa dengan jumlah 30 buah, meja kerja dengan jumlah 10 buah, meja demonstrasi 1 buah, meja persiapan 1 buah, lemari alat 2 buah, lemari bahan 2 buah, bak cuci 1 buah, dan papan tulis (white board) 1 buah, itu semua keadaannya baik dan layak pakai. Namun pada prinsipnya, bak cuci yang ada di laboratorium itu harus mempunyai 1 buah/ 2 kelompok, berarti jika ada 20 kelompok harus ada 10 buah bak cuci, tetapi pada sekolah yang saya teliti ini hanya ada satu bak cuci. Selain itu, bak cuci ini keadaannya tidak baik juga kotor. Bak cuci sebaiknya dipasang pada  meja demonstrasi dan meja dinding, dengan ukuran 54 x 35 x 20 cm (ukuran dalam) dengan dilengkapi kran yang tingginya 45 cm dari dasar bak cuci.
Selanjutnya, di laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari ini tidak mempunyai lemari asam, seharusnya sekolah harus sudah menyiapkan lemari asam untuk praktikum para siswanya, dengan ukuran ruang dalam lemari minimum 0,9 m x 0,6 m x 0,9 m, tinggi bidang kerja dari lantai 70 cm. Materi tahan karat, tahan asam, mempunyai pintu kaca yang dapat dibuka tutup sebagian, mempunyai pencahayaan yang baik, saluran buangan gas langsung keluar dan terpompa, mempunyai aliran air bersih dan buangan.
Kapasitas ruang laboratorium untuk rombongan belajarnya bisa mencapai 40 siswa, jaringan listrik dan air dalam lab memadai, kondisi ruangan seperi penerangan, ventilasi, kebersihan, penataan, dan keamanan dalam kondisi baik. Namun, pada laboratorium ini tidak memiliki rak penyimpanan tas dan buku siswa praktik. Seharusnya laboratorium itu harus mempunyai lemari kayu dan lemari buku. Lemari kayu ini terletak di luar laboratorium, berfungsi untuk menyimpan tas siswa sebelum masuk ke ruang laboratorium, terbuat dari bahan kayu berupa lemari bersekat dan pintu berupa sorok. Panjang 240 cm, tinggi 150 cm, dan lebar 50 cm. Lemari buku terletak di ruang persiapan, biasanya digunakan untuk menyimpan  buku panduan kerja siswa. Panduan pengelolaan laboratorium atau buku-buku lainnya sebagai buku penunjang. Bahannya terbuat dari kayu yang berkualitas dibagi menjadi dua bagian/ sekat. Satu bagian terditi dari 3 panel/ rak masing-masing 40 cm, terdiri dari satu pintu kaca berbingkai kayu dari atas ke bawah. Bentuk pintu buka tutup warna kaca bening disimpan di atas lemari dasar. Panjang  120 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 120 cm. Kemudian, laboratorium ini tidak memiliki ruang timbang.
Ø  Organisasi Laboratorium
Struktur organisasi Laboratorium IPA


Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah bid. Kurikulum

Wakil Kepala Sekolah Bid. Sarana

Guru Biologi


Penanggungjawab Teknisi Lab.Biologi


Teknisi Lab. Kimia


Koordinator Lab. IPA

Penanggungjawab Teknisi Lab. Kimia


Guru Fisika

Guru Kimia


Penanggungjawab Teknisi Lab. Fisika

Teknisi Lab. Biologi

Teknisi Lab. Fisika

 

















Pada organisasi laboratorioum, SMAN 1 Tanjung Sari memiliki struktur organigram yang sama seperti yang tercantum di atas. Namun di laboratoriumnya, tidak dipasang struktur organigramnya, seharusnya dipasang di dalam laboratoriumnya.
Selanjutnya, laboratorium juga harus memiliki tata tertib untuk siswa maupun guru. Di SMAN 1 Tanjung Sari juga memiliki tata tertib seperti pada umumnya. Contohnya melarang alat dan bahan dibawa keluar tanpa izin guru ataupun melapor jika ada alat yang rusak atau pecah.

Ø  Penataan Alat
Pada penataan alat ini, di SMAN 1 Tanjung Sari alat-alat berdasarkan jenis bahannya dikelompokkan. Seperti kaca, listrik, karet, porselen, dan logam itu dipisah tidak disatukan. Namun ada beberapa bahan yang disatukan dalam rak, seperti logam disatukan dengan porselen.
Telah kita ketahui, prinsip-prinsip umum dalam penyimpanan dan penataan alat sebagai berikut:
1.      Keamanan dan kemudahan dalam mengambil dan mencarinya
2.      Jangan menyimpan alat-alat yang berat di tempat terlalu tinggi
3.      Alat-alat dikelompokkan sesuai bahan (kaca, logam, dan porselen)
4.      Alat-alat yang mahal disimpan di tempan aman dan terkunci
5.      Alat-alat berupa set/perangkat harus disimpan dalam kotak perangkatnya.
Jika kita mengacu kepada prinsip-prinsip di atas, hasil pengamatan saya di laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari ini alat-alat yang berada di lemari tidak tertata rapih,seperti ada alat yang bentuknya kecil disimpan dipaling belakang, ada alat yang berat di tempat tinggi, lalu ada alat yang bernama buret disimpan di rak yang bersatu dengan logam. Ini seharusnya dipisah karena alat ini selain mahal juga mudah pecah. Buret harus disimpan di rak khusus yang terbuat dari kayu, dan diletakkan di tempat aman, jauh dari jangkauan siswa.
Selanjutnya, lemari penyimpanan alat seperti timbangan di laboratorium ini tidak ada, timbangannya disimpan di ruangan alat, dan timbangannya pun tidak layak pakai. Seharusnya laboran harus secepatnya meminta kepada pihak sekolah untuk menyediakan alat ini. Power suply dan alat-alat listrik seperti voltmeter dan multitester mempunyai lemari penyimpanan masing-masing dan ketika saya melakukan observasi ini, alat-alat power supply dan alat-alat listrik lainnya begitu banyak, sedangkan alat seperti timbangan di laboratorium ini tidak ada.
Ø  Pengetahuan bahan kimia
Pada umumnya, zat kimia yang ada di laboratorium sekolah berpotensi membahayakan. Beberapa hal yang harus diketahui adalah wujud, warna, bentuk kristal, bau, kelarutan dan titik nyala (mudah terbakar atau tidak). Ada yang bersifat racun, higroskopis, sensitif terhadap cahaya, merusak kulit, kayu, ubin, kertas, mudah terurai, teroksidasi dengan udara, mudah menguap/menyublim, mudah meledak atau mudah terbakar, dan mudah bereaksi dengan zat tertentu.
Beberapa zat yang stabil dalam keadaan terpisah dapat membentuk campuran yang mudah meledaj dengan zat lain, seperti natrium klorida, gula dan glukosa. Zat-zat yang ada di bawah pengawasan instansi perdagangan dapat dimakan tetapi di laboratorium sekolah, zat-zat ini jangan sekali-kali dimakan karena mungkin telah tercemar oleh zat beracun dan dalam botol aslinya.
Di laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari juga memiliki rak-rak yang dikhususkan untuk bahan-bahan tertentu, ada rak zat padat dan rak zat cair, ada tempat penyimpanan bahan praktek, juga di laboratorium ini terdapat gudang penyimpanan alat atau bahan stok, dan semua ini keadaannya baik. Namun, di laboratorium ini tidak ada simbol tentang sifat dan bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia seperti korosif, beracun, mudah terbakar, iritasi dan lain-lain. Seharusnya, semua zat kimia harus diberi label dengan jelas, termasuk simbol bahan kimia berbahaya. Lambang-lambang keselamatan :
·         Lambang F atau Flammable, artinya zat kimia dengan lambang ini bersifat mudah terbakar. Contohnya Fosfor
·         Lambang X atau harmfull/iritant, yaitu zat tersebut dapat menimbulkan iritasi atau rasa pedih dan kalau ditelan dapat menyebabkan keracunan. Contohnya natrium oksalat
·         Lambang C atau corrosive, yaitu zat kimia yang bersifat korosif atau merusak jaringan atau peralatan. Jika bekerja dengan zat ini jangan sampai kena badan, pakaian, logam dan kayu, jangan menghirup uapnya. Contohnya NaOH
·         Lambang T atau toxic, artinya zat kimia ini beracun jika tertelan, terhirup, atau kena badan, harus waspada terutama terhadap zat yang karsinogenik atau dapat menimbulkan penyakit kanker, seperti benzidin. Contohnya kalium sianida
·         Lambang E atau explosive, artinya zat yang mudah meledak. Contohnya amonium dikromat
·         Lambang O atau Oxidizing substance, artinya zat kimia yang dapat mengoksidasi bersifat mempermudah atau mempercepat kebakaran. Contohnya KMnO4
·         Unsur radio aktif, contohnya karbon, uranium, dan plutonium
·         Gambar dengan simbol tanda seru di dalam segitiga, ini artinya peringatan untuk lebih berhati-hati.

Ø  Kelengkapan administrasi
Tujuan dari pengadministrasian alat dan bahan agar dengan mudah dapat diketahui:
1.      Jenis alat atau bahan yang ada
2.      Jumlah masing-masing alat dan bahan
3.      Jumlah yang pecah, hilang atau habis
Keperluan administrasi ini diperlukan beberapa buku catatan, diantaranya:
1.      Buku inventaris
2.      Kartu stok
3.      Kartu permintaan/peminjaman alat atau bahan
4.      Buku catatan harian
5.      Kartu alat/bahan yang rusak
6.      Kartu reparasi
7.      Label
8.      Program semester kegiatan laboratorium
9.      Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS
10.  Jadwal kegiatan laboratorium
11.  Laporan bulanan
Kelengkapan administrasi di SMAN 1 Tanjung Sari tidak lengkap seperti yang tertera di atas, di laboratorium ini hanya ada daftar inventaris alat dan bahan, format permintaan alat/bahan itupun tidak dalam bentuk buku (selembaran), tersedia kartu alat, modul/paket materi praktek yang dikembangkan di sekolah, buku laporan kegiatan harian, namun tidak ada buku laporan kegiatan bulanan, daftar judul praktikum sesuai KTSP, ada alokasi dana khusus untuk laboratorium dalam perencanaan program, petunjuk pemakaian alat, dan program kegiatan lab/jurnal. Kemudian, di kelengkapan administrasi ini tidak ada buku atau daftar alat yang pecah, rusak, hilang, seharusnya laboran harus membuat semua kelengkapan administrasi dengan lengkap agar alat dan bahan dapat mudah diketahui keadaannya.

Ø  Keselamatan kerja
Keselamatan kerja merupakan hal terpenting. Hal-hal yang terkait sebagai berikut:
1.      Tata tertib yang jelas
2.      Pemakaian alat dan bahan sesuai petunjuk
3.      Alat dan bahan disimpan sesuai dengan tempatnya masing-masing
4.      Limbah dan pembuangan bahan harus aman dari lingkungan
5.      Air dan listrik tersedia cukup
6.      Stop kontak yang aman
7.      Guru, petugas maupun siswa harus menggunakan jas laboratorium
8.      Ruang laboratorium, meja praktikum, serta alat-alat harus selalu terjaga kebersihannya, sebelum dan setelah kegiatan praktikum
9.      Tabung pemadan kebakaran dan kit P3K yang ditempatkan pada tempat yang strategis
10.  Supervisi yang terus menerus dari guru-guru terutama guru kimia kepada laboran dan para siswa praktikum
Beberapa point di atas masih tidak dilaksanakan di laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari, seperti point nomor 3 yaitu alat dan bahan belum disimpan sesuai dengan tempatnya masing-masing, kemudian tempat pengolahan limbah praktik di SMAN 1 Tanjung Sari ini masih belum mempunyai pembuangan khusus. Limbah laboratorium merupakan bahan yang dapat mencemari karena bersifat toksik atau racun, sehingga dalam pembuangannya harus berhati-hati dan setiap sekolah harus mempunyai tempat pembuangan limbah laboratorium.
Selanjutnya, terdapat juga alat pemadam kebakaran dalam laboratorium di SMAN 1 Tanjung Sari dengan keadaan baik dan terawat. Alat pemadan kebakaran ringan sangat efektif untuk mengendalikan kebakaran kimia yang kecil sebelum menjadi tidak terkendali.
Mengenai alat-alat pelindung diri, jas laboratorium yang berfungsi untuk melindungi tubuh dan pakaian dari kontak dengan bahan kimia atau panas hanya dimiliki oleh laboran saja, siswa yang melakukan praktik tidak menggunakan jas laboratorium. Selain itu, sarung tangan juga yang berfungsi untuk melindungi tangan dari zat-zat kimia yang dapat merusak kulit atau teradsorbsi lewat kulit hanya dimiliki oleh laboran saja, seharusnya semua yang memasuki ruangan laboratorium harus menggunakan jas laboratorium. kemudian kaca mata juga sebagai alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi mata dari percikan zat kimia seperti asam, basa, atau kaca, namun di laboratorium ini tidak memiliki kaca mata khusus untuk di laboratorium. Kotak P3K juga di laboratorium ini tidak ada, padahal Kotak P3K ini banyak sangkut pautnya dengan kecelakaan yang sering terjadi di laboratorium. Tujuan P3K bukanlah usaha mengobati para penderita, tetapi sekedar meringankan penderitaan sambil menunggu pengobatan dari dokter.





BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN       
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan kegiatan-kegiatan secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, kimia, biokimia, komputer, dan laboratorium bahasa.
Banyak sekali yang harus diperhatikan di laboratorium, seperti ruang laboratorium, kelengkapan laboratorium, organisasi laboratorium, penataan alat dan bahan, pengetahuan bahan kimia, kelengkapan administrasinya, dan termasuk keselamat kerja juga. Itu semua penting untuk diperhatikan agar fungsi laboratorium ini sesuai dengan fungsinya.
Seperti halnya tata letak laboratorium harus sesuai dengan persyaratan pada umumnya yaitu:
1.      Arah mata angin harus diatur untuk menghindari pencemaran udara. Gas sisa reaksi kimia yang kurang sedap agar tidak terbawa angin ke ruangan. Oleh karena itu, untuk bangunan bertingkat lebih baik laboratorium terletak di tingkat atas, terutama laboratorium kimia.
2.      Jarak cukup jauh dari sumber air, untuk menghindari pencemaran sumber air, bangunan lain, mendapatkan ventilasi dan penerangan yang optimal. Jarak minimal sama dengan tinggi bangunan terdekat atau kira-kira 3 meter.
3.      Saluran pembuangan limbang dibuat sendiri untuk menghindari pencemaran lingkungan.
4.      Di daerah tropis lebih baik membujur dari timur ke barat sesuai dengan lintasan peredaran matahari.
5.      Mudah dikontrol di daerah komplek.
Kesimpulannya, bahwa pada laboratorium SMAN 1 Tanjung Sari ini belum memenuhi syarat untuk menjadi laboratorium yang ideal. Masih banyak yang belum sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang ada.
B.     SARAN
Untuk menjadi laboratorium yang ideal, maka banyak sekali yang harus diperhatikan di laboratorium, seperti ruang laboratorium, kelengkapan laboratorium, organisasi laboratorium, penataan alat dan bahan, pengetahuan bahan kimia, kelengkapan administrasinya, dan termasuk keselamat kerja juga. Jika belum terpenuhi semuanya, segeralah laboran meminta permintaan alat/bahan atau kelengkapan-kelengkapan lainnya dengan mengajukan proposal kepada sekolah.















DAFTAR PUSTAKA

Yunita.2013.Panduan Pengelolaan Laboratorium KIMIA.Bandung:CV Insan Mandiri

No comments:

Post a Comment